Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masinton: MKD Ada 'Papa Minta Saham', Pansus Pelindo Ada 'Papa Mama Jual Pelabuhan'

Anggota Pansus Pelindo II DPR, Masinton Pasaribu mengatakan bahwa ada upaya PT Pelindo II untuk menjual pelabuhan di Indonesia.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Masinton: MKD Ada 'Papa Minta Saham', Pansus Pelindo Ada 'Papa Mama Jual Pelabuhan'
TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Anggota Pansus Pelindo II dari PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, dalam sidang kasus Pelindo II yang digelar di Gedung Nusantara II, DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Pansus Pelindo II DPR, Masinton Pasaribu mengatakan bahwa ada upaya PT Pelindo II untuk menjual pelabuhan di Indonesia.

"Kalau di MKD ada 'Papa Minta Saham', di sini kita menemukan ada 'Papa Mama Jual Pelabuhan', dan ini tidak boleh terjadi. Kacau negara kalau pelabuhan saja dijual," tegas Masinton saat RDPU dengan PT Pelindo II di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (4/12/2015).

"Papa Minta Saham" dimaksud adalah istilah dugaan Ketua DPR Setya Novanto mencatut nama presiden dan wapres untuk mendapatkan saham PT Freeport Indonesia. Prosesnya saat ini tengah berlangsung di MKD DPR.

Menurut Masinton, adanya perbedaan keterangan antara Direktur Keuangan PT Pelindo II, Orisa dengan hasil laporan Deucthse Bank merupakan indikasi bahwa selama ini rakyat Indonesia telah dibodoh-bodohi oleh perusahaan BUMN tersebut.

Masinton menjelaskan bahwa seharusnya pada 2019, Indonesia dapat melakukan pengelolaan pelabuhan secara mandiri tanpa perlu adanya campur tangan dari pihak asing.

"Dengan hitungan biasa saja, kalau dikelola sendiri maka hasil tentu kita nikmati sendiri, kan kalau dilakukan kerjasama kembali padahal kita sudah mampu mengoperasikan," tambah dia.

Oleh karena itu, sambung dia, pansus harus mengeluarkan putusan jika pemutusan semua kerjasama yang dilakukan antara Pelindo II.

Berita Rekomendasi

"Karena itu bila ada dugaan perundang-undang maka Pansus ini dapat merekomendasikan untuk membatalkan semua perjanjian yang ada. Dan adanya pak Erry (mantan ketua KPK) sungguh mengecewakan, seharusnya mengawal agar tetap lurus, justru sebagai oversight comitte justru meluruskan apa yang sudah bengkok," kata Masinton.

Sementara RJ Lino yang diminta klarifikasi permasalahan tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak ambil pusing perkataan Masinton.

"Tanya saja Masinton. Itu omongannya dia," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas