Pengamat: Jangan Anggap Remeh Petisi Boikot Golkar di Pilkada
Petisi ini muncul menjelang Pilkada, Rabu (9/12/2015) besok.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Jangan dianggap remeh petisi netizen tolak Partai Golkar di Pilkada serentak karena kasus Ketua DPR, Setya Novanto."
Demikian disampaikan Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi kepada Tribunnews.com, Selasa (8/12/2015).
Hal ini disampaikan Muradi menanggapi gerakan nitizen di media sosial soal Petisi Boikot Partai "papa minta saham" yang belum 24 jam diluncurkan namun sudah tembus 14 ribu lebih pendukung.
Petisi ini muncul menjelang Pilkada, Rabu (9/12/2015) besok.
Kata Muradi, petisi itu menunjukkan kemarahan publik atas ketidakpekaan MKD terhadap kasus Setya Novanto (SN) agar terus berlanjut.
"Setelah MKD dianggap masuk angin, kampanye menolak paslon yang diusung Partai Golkar (PG) di Pemilukada serentak menguat di media sosial," ujarnya.
Langkah ini, imbuhnya, adalah bagian dari rangkaian kemarahan publik atas sikap sejumlah elite politik di partai beringin yang tidak kunjung bersikap.
"Publik merasa bahwa PG dan MKD setali tiga uang, lamban dan mencoba mencari celah untuk keluar dari tekanan publik dan tidak berupaya untuk melakukan langkah-langkah perbaikan untuk meredakan kemarahan publik," jelasnya.
Menurut Muradi, kampanye petisi menolak paslon yang diusung oleh PG pada Pilkada Serentak jangan dianggap remeh.
Terutama, kata dia, di daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak yang tingkat melek media dan internetnya tinggi. Karena hampir dipastikan akan mengubah konstelasi dan pemenang ajang kontrak politik lima tahunan tersebut.
Dia jelaskan, menggunakan jejaring media sosial cenderung akan menyasar dua strata pemilih. Yakni pemilih pemula dan pemilih berbasis kelas menengah. Baik secara ekonomi maupun politik.
"Yang mana dua strata pemilih tersebut dikenal tingkat melek media dan informasinya tinggi," jelasnya.
Menurutnya, dua strata pemilih tersebut jika tidak mendapatkan paslon alternatif di luar yang diusung PG kemungkinan besar akan memilih menjadi Golput atau tidak memilih dan datang ke TPS.
"Oleh sebab itu, penting bagi PG untuk tidak menganggap remeh kampanye tersebut, karena bisa menjadi titik lemah bagi proses pemenangan," dia mengingatkan.
Apalagi, imbuh dia, jika banyak partai lain yg mengusung paslon berbeda memanfaatkan cela ini untuk menggembosi paslon yang diusung PG. Yakni, dengan memanfatkan kasus SN sebagai bagian dari pengalihan dukungan dari paslon yang diusung PG.
#BoikotPartaiPapa, begitulah isi Petisi Kecewa dengan MKD. "Kami Boikot partai Papa dalam Pemilu yang dipetisikan oleh Rosa Carwright ini sudah ditandatangani lebih dari 14 ribu orang."
Bagi yang hendak mempetisikan, silahkan klik di link ini Change.org/BoikotPartaiPapa.