ICW Nilai Pergantian Rezim Berdampak Buruk Terhadap Pemberantasan Korupsi
Masalah internal KPK yang disoroti publik akhir-akhir ini serta lolosnya 3 capim menjadi pimpinan KPK telah menambah suram masa depan KPK ke depan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Fajar Anjungroso
![ICW Nilai Pergantian Rezim Berdampak Buruk Terhadap Pemberantasan Korupsi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sertijab-pimpinan-kpk_20151222_010800.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahun 2015 adalah tahun tragis bagi komisi pemberantasan korupsi (KPK). Kesimpulan itu berangkat dari data Indonesian Corruption Watch (ICW). Menurut ICW, KPK tak hanya dilemahkan dari luar tapi juga dari dalam.
Masalah internal KPK yang disoroti publik akhir-akhir ini serta lolosnya 3 capim menjadi pimpinan KPK telah menambah suram masa depan KPK ke depan.
"Kami menilai bahwa pergantian rezim berdampak buruk terhadap pemberantasan korupsi," ujar Koordinator Divisi InvestigasiICW Febri Hendri kepada Tribunnews.com, Minggu (20/12/2015).
Konsolidasi politik rezim baru ternyata justru memicu kegaduhan dan memperkuat pelemahan KPK. Sepanjang tahun ini, pertarungan kelompok yang pro dan anti KPK sangat sengit sekali.
KPK yang kurang mendapat dukungan politik justru tersudut dan hanya mendapat dukungan dari publik. Pemberantasan korupsi di Kepolisian dan Kejaksaan belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Meski Mabes Polri telah mengusut berbagai kasus korupsi, namun prosesnya baru hanya pada tahap penyidikan. Belum banyak kasus korupsi besar yang sampai dilimpahkan ke kejaksaan atau pengadilan kecuali kasus UPS.
ICW mencatat, sampai semester I 2015, Kepolisian masih menunggak 304 perkara kasus korupsi dg kerugian negara Rp 1,8 triliun. Sementara, Kejaksaan menunggak 857 perkara dengan kerugian negara Rp 7,7 triliun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.