Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak mudah untuk meyakinkan pimpinan kelompok bersenjata di Aceh, Nurdin Ismail alias Din Minimi untuk menyerahkan diri.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, mengatakan butuh waktu panjang untuk membujuknya.

"Ya itu kan berjalan lama. Satu malam suntuk itu," kata Sutiyoso kepada wartawan, usai ia menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Rabu (30/12/2015).

Sebelumnya BIN sudah mengendus kondisi Din Minimi dan anak buahnya yang jumlahnya lebih dari seratus orang itu, tengah mengalami kesulitan logistik.

BIN kemudian memanfaatkan kesempatan tersebut, dengan menyarankan dirinya untuk menyerahkan diri.

Sutiyoso yang sempat tinggal di kediaman orangtua Din Minimi di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur itu, menghubungi langsung Din Minimi melalui telepon.

"Lalu saya suruh berfikir sendiri saja kan. Kalau kami teruskan nanti akan seperti ini, tetapi kalau kamu berhenti disini akan seperti ini, silahkan pilih," jelasnya.

Pada Senin malam (28/12), Din Minimi dan anak buahnya akhirnya menyerahkan diri.
Mereka juga mengajukan sejumlah syarat kepada pemerintah, untuk melengkapi penyerahan diri itu.

Syarat yang diajukan diantaranya permintaan amnesti atau pengampunan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kapolri Badrodin Haiti, menyebut bahwa Din Minimi memang sudah lama berniat menyerahkan diri.

Polisi berkordinasi dengan TNI, BIN dan pemerintah daerah Aceh, sudah sempat mengusahakan hak tersebut.

Namun Din Minimi tidak kunjung menyerahkan diri.