Pengamat: Pergantian Kapolri Tak Perlu Buat Gaduh
Pengamat intelijen dan kriminalitas Ridlwan Habib mewanti-wanti agar pemilihan Kapolri tahun ini tak mengulang kegaduhan tahun lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen dan kriminalitas Ridlwan Habib mewanti-wanti agar pemilihan Kapolri tahun ini tak mengulang kegaduhan tahun lalu.
Saat pergantian Kapolri tahun lalu, polemik soal Komjen Pol Budi Gunawan menyedot perhatian publik.
Masyarakat terbelah menjadi pro dan kontra terhadap Budi Gunawan.
“Sudah cukuplah. Saat ini pergantian Badrodin Haiti tak perlu gaduh. Mestinya lebih mulus, banyak hal yang harus diperbaiki di kepolisian,” kata Ridlwan kepada Tribun, Rabu (6/1/2016).
Karena itu Ridlwan menilai, pergantian Badrodin Haiti tak perlu gaduh.
“Polemik saat penentuan Kapolri tidak perlu terjadi lagi, karena sebenarnya visi reformasi polisi dipahami semua kandidat yang berpeluang menjadi Kapolri,” ujarnya.
Menurut alumni S2 Intelijen UI itu, para kandidat Kapolri bisa datang dari jenderal bintang 3 dan bintang 2 yang saat ini menempati posisi strategis.
“Biasanya kalau pergantian Kapolri bulan Juni, sejak Januari gerbong mutasi sudah bergerak,” kata Ridlwan.
Dia juga berharap siapapun yang terpilih menjadi Kapolri harus bisa memimpin Korps Bhayangkara itu sebagai pelayan utama masyarakat.
“Polri harus menjadi aparat profesional yang bersih dan juga transparan,” katanya.
Jenderal Polisi Badrodin Haiti akan pensiun pada 24 Juli 2016 mendatang.
Sejumlah nama saat ini masuk dalam bursa calon Kapolri diantaranya Komjen Pol Budi Gunawan, Komjen Pol Dwi Priyatno, Komjen Pol Budi Waseso, dan masih banyak lagi.