Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Bagian dari NII, Gafatar Harus Diberantas

organisasi seperti Gafatar akan terus muncul bila pemahaman tentang prinsip keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan belum dipahami

zoom-in Diduga Bagian dari NII, Gafatar Harus Diberantas
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Markas Gafatar DIY di Taman Kuliner Condongcatur Sleman, No 67, Yogyakarta, sudah kosong sebelum pergantian tahun. Foto diambil pada Senin (11/1/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendadak menjadi buah bibir dan sorotan publik menyusul kasus hilangnya dokter Rica di Yogyakarta.

Menurut Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq, Gafatar harus diberantas karena paham itu teridentifikasi bagian dari Negara Islam Indonesia (NII) dan mereka mengancam perdamaian dan persatuan di Indonesia.

"Upaya pencegahan paham radikalisme dan mengarah pada pecah belah bangsa Indonesia harus lebih masif dan intensif. Jika tidak, ancaman ISIS dan organisasi seperti Gafatar ini akan terus muncul," ujar pria yang akrab disapa Kang Maman ini, Selasa (12/1/2016).




Menurut Kang Maman, organisasi seperti Gafatar akan terus muncul bila pemahaman tentang prinsip keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan belum dipahami secara komprehensif oleh seluruh masyarakat.

Hal itu memungkinkan selalu ada sekelompok orang yang secara ilusif mencoba membangun sistem di dalam sistem.

"Ini jadi tugas besar negara dan ormas keagamaan untuk memberi pemahaman kepada warga negara melalui civil education dan agama yang bernilai nasionalisme," ujar Maman.

Selain itu, lanjut dia, banyaknya patalogi sosial di tengah masyarakat berupa ketimpangan sosial, ketidakadilan hukum serta kehancuran moralitas di tengah masyarakat terutama oleh penyelenggara pemerintahan memunculkan kekecewaan dan keinginan untuk merebutnya dari mereka.

BERITA TERKAIT

"Yang pasti adanya orang-orang yang sedang bermasalah, galau, gelisah yang secara personal mencoba mencari solusi sendiri. Ini yang menjadi sasaran empuk untuk direkrut paham radikalisme dan organisasi seperti Gafatar ini," ujar Politikus PKB ini.

Untuk itulah, harus ada kontra intelijen dan propaganda dari pemerintah untuk memberikan peringatan kepada kelompok-kelompok radikal dan organisasi menyimpang seperti Gafatar agar tidak bisa berkembang.

Untuk diketahui, dari informasi kepolisian, Gafatar terindikasi merupakan pecahan Al Qiyadah Al Islamiah yang dahulu dipimpin Ahmad Musadeq.

Mereka merekrut aktivis dan mantan aktivis, serta profesional muda yang pengetahuan agamanya pas-pasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas