Teroris di Indonesia Bermetamorfosis
Menurut pendapat saya, ini boleh dikatakan baru tapi bisa dikatakan stok lama
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Detasemen Khusus/Densus 88 Polri, Irjen (Purn) Bekto Suprapto mengatakan teroris yang berkembang di Indonesia saat ini mulai bermetamorfosis.
"Menurut pendapat saya, ini boleh dikatakan baru tapi bisa dikatakan stok lama. Ada metamorfosis," ujar Bekto dalam diskusi Smart FM bersama Populi Center di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Bekto menjelaskan maksud metamorfosis tersebut yaitu kelompok radikal yang mengarah ke aksis teror di Indonesia ternyata bergantung dengan kelompok yang sedang eksis di dunia.
"Dulu Chrismast Eve (malam natal) ada bom, di Ambon, Poso. Waktu itu terpengaruh Al-Qaeda sudah ada fatwa Osama Bin Laden. Kalau sekarang ini terkait isu berkaitan ISIS," kata Bekto.
Bekto menjelaskan, kelompok radikal di Indonesia membutuhkan figur atau patron kemana mereka harus berpijak.
Mereka mencari 'kiblat' yang sejalan dengan ideologi mereka.
"Cantolan bisa dimana saja, yang penting sejalan dengan ideologi. Misalnya Abubakar Al Bagdhadi. Nanti kalau akan muncul baru lagi, akan jadi kiblat lagi. Itu fenomena yang harus kita hadapi ," ucap Bekto.