Korban Gafatar itu Sekarang Linglung dan Bicaranya Kurang Ajar
Korban Gafatar asal Garut, Winarti (42), Sri Putri Rahma (17), dan Andi Permana (10) belum bisa berkomunikasi dengan baik.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Bandung – Korban Gafatar asal Garut, Winarti (42), Sri Putri Rahma (17), dan Andi Permana (10) belum bisa berkomunikasi dengan baik.
Ibu dan anak tersebut hilang sejak 28 Desember 2015 dan baru kembali ke keluarganya Kamis malam (14/1/2016) diduga terkait dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Kondisi fisiknya sehat. Namun masih linglung. Bahkan ngomongnya kurang ajar,” ujar adik ipar Winarti, Linda Ibrahim melalui saluran telepon, Senin (18/1/2016).
Apalagi saat ibu dan anak tersebut baru pulang, kondisinya terlihat sangat linglung. Ketika ditanya, jawabannya tidak nyambung, bahkan marah-marah. Selama hilang, sambung Linda, kakak ipar dan keponakannya ini diketahui berada di Batam dan Bekasi.
Keberadaannya di Batam diketahui dari obrolan chat keponakannya di Facebook yang mengatakan ada di perbatasan Indonesia-Singapura.
Sedangkan keberadaan di Bekasi diketahui dari pesan pendek keponakannya kepada Lia, bibi atau adik dari Winarti.
Isi pesan pendeknya: ‘Bibi Lia, saya mau pulang sekarang ada di terminal di Bekasi. Jangan kasih tahu ayah'.
“SMS Andi itu pada 15 Januari jam 19.00 WIB,” imbuhnya.
Kondisi ini membuat suaminya, Heriyadi Atmajaya kaget, sehingga tidak bisa menghadapi wartawan. Untuk itulah Linda sengaja datang dari Palembang ke Bandung untuk menguatkan sang kakak.
Berita sebelumnya, Selasa (12/1), Heriyadi melapor ke Polda Jabar bahwa istri dan anaknya hilang diduga gabung Gafatar. Istri dan anaknya meninggalkan rumah diam-diam sejak 28 Desember 2015.
Kecurigaan Heriyadi terhadap istrinya setelah membaca catatan harian istrinya. Dalam catatan harian disebutkan, Gafatar berusaha merekrut Winarti sejak Agustus 2014.
(Kontributor Bandung, Reni Susanti)