Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Modus Baru Teroris: Sembunyi di Depok, Sewa Kos dan Tinggal di Rumah Kontrakan

ada modus baru yang digunakan para pelaku teror atau kelompok radikal agar keberadaan mereka tidak terdeteksi aparat

zoom-in Modus Baru Teroris: Sembunyi di Depok, Sewa Kos dan Tinggal di Rumah Kontrakan
Wartakota/Budi Sam Law Malau
Kapolresta Depok Kombes Dwiyono didampingi Kasat Reskrim Polresta Depok, Komisaris Teguh Nugroho dan Paur Humas Polresta Depok Inspektur Dua Bagus Suwardi, menunjukkan barang bukti kasus produksi uang palsu yang berhasil disita, di Mapolresta Depok, Kamis (12/11/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Resort Kota Depok mewaspadai pergerakan kelompok radikal atau teroris yang menjadikan Depok sebagai lokasi persembunyian atau para pelaku teror tinggal.

Dalam penelusuran polisi, ada modus baru yang digunakan para pelaku teror atau kelompok radikal agar keberadaan mereka tidak terdeteksi aparat.

Modus itu adalah dengan menggunakan orang lain untuk menyewa kontrakan atau kos-kosan, sebagai tempat mereka tinggal.

Hal itu dikatakan Kapolresta Depok Kombes Pol Dwiyono, di Mapolresta Depok, Rabu (20/1/2016).

"Jadi pelaku teror yang identitasnya sudah teridentifikasi atau dicurigai ini akan meminta pendukung atau simpatisan mereka yang belum terdeteksi untuk menyewa atau mengontrak rumah atau kosan. Namun nantinya yang tinggal di sana adalah mereka para pelaku teror itu. Jadi bukan orang pertama yang menyewa atau yang kos yang tinggal di sana," kata Dwiyono.

Menurut Dwiyono, sistem atau cara ini selalu digunakan para pelaku teror, dan membuat luput pihak kepolisian dan masyarakat.

Sebab setahu pemilik rumah kontrakan atau pemilik kos, yang mengontrak dan kos di sana adalah orang yang jelas.

Berita Rekomendasi

"Namun nyatanya, pengontrak atau penyewa tidak tinggal di sana, dan justru ditinggali orang lain. Mereka inilah yang merupakan pelaku teror yang sudah dicurigai namun tidak terdeteksi baik oleh polisi atau masyarakat," katanya.

Untuk itu, Dwiyono meminta jajarannya yakni para anggota Satuan Intel, Bina Masyarakat, serta Babinkamtibmas untuk mewaspadi modus ini dan jangan cepat percaya atau puas dengan data yang didapat dari pemilik rumah kontrakan atau rumah kosan.

"Sebab data pengontrak bisa berbeda dengan orang yang sebenarnya menempati rumah kontrakan atau rumah sewaan itu," katanya.

Karenanya Dwiyono meminta jajarannya melakukan pendeteksian dari pintu ke pintu setiap rumah kontrakan dan kosan yang cukup banyak di Kota Depok.

"Dari pengakuan para pelaku teror, mereka tinggal berpindah, karena keaktifan petugas. Kalau kita tidak aktif, mereka akan nyaman tinggal di sanan dan akhirnya bisa menyusun rencana teror yang matang. Ini yang harus kita cegah," katanya.

Sebab, kata dia, jika pelaku teror sudah sempat beraksi maka gagal semua aksi preventif yang dilakukan petugas selama ini.

Dwiyono menjelaskan dirinya sendiri sudah melakukan pemetaan terhadap lokasi ataupun titik rawan yang berpotensi dijadikan lokasi persembunyian teroris.

Lokasi rawan itu katanya ada di sejumlah wilayah perbatasan di Kota Depok, baik yang berbatasan dengan Jakarta, Bogor, Bekasi atau Tangerang Selatan.

"Wilayah pinggiran ini yang dianggap mereka akan luput dari pantauan kita," kata Dwiyono.

Selain itu, Dwiyono meminta peran serta masyarakat untuk menginformasikan ke pihaknya semua hal yang mencurigakan dan diduga wilayahnya dimasuki kelompok teroris.

"Peran serta masyarakat ini sangat penting untuk mencegah aksi teror terjadi," kata Dwiyono. (Budi Sam Law Malau)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas