Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senjata Api di Lapas Tangerang Setelah Dicuri Diserahkan ke Istri Napi Teroris

"Jadi, dua kali itu (dicuri). Diambil sekali lima (senpi), lalu ditaro di dalam kotak kue biskuit, ditutup dan dikasihkan ke istri salah seorang napi

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Senjata Api di Lapas Tangerang Setelah Dicuri Diserahkan ke Istri Napi Teroris
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly 

Kepercayaan tersebut disalah gunakan narapidana tersebut tanpa disadari para petugas lapas.

"Rupanya tanpa kita sadari, kepercayaan yang kami berikan, termasuk pegang kunci (tempat penyimpanan senjata api petugas,-red), itu disalahgunakan," kata dia.

Polisi Bon Enam Napi

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri mencokok atau 'mengebon' enam napi dari Lapas Tangerang dan Nusakambang karena dugaan terlibat tidak langsung serangan teror Thamrin 14 Januari 2016 lalu.

Hasil investigasi Polri, keenam napi tersebut diduga mereka melakukan pencurian secara terencana 9 pucuk senjata api dan ratusan peluru milik petugas sipir Lapas Tangerang.

"Yah pasti direncanakan. Kalau tidak direncanakan bagaimana mungkin bisa mencuri," kata Kapolri Jenderal Polisi Badrodin di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Menurut Badrodin, tidak menutup kemungkinan selain karena faktor perencanaan dan kecerdasan dari kelompok napi tersebut, faktor kelalaian petugas lapas menjadi pendukung hingga senpi-senpi dan ratusan peluru bisa jatuh ke tangan mereka.

Berita Rekomendasi

Polri menangkap 19 orang paskaserangan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 14 Januari 2016 lalu.

Mereka terdiri dari tiga kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari enam orang yang diduga terlibat langsung dalam bom Thamrin.

Kelompok kedua terdiri tujuh orang dipimpin Hendro Fernando.

Mereka berperan menerima dana Rp 1 miliar dari pimpinan syap militer ISIS untuk aksi teror di Indonesia, penyedia senjata api, dan bahan peledak untuk aksi teror.

selain itu mereka pun bersiap memberikan dukungan untuk kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.

Kelompok ketiga merupakan enam orang napi dari Lapas Tangerang dan Nusakambangan yang berperan menyuplai senjata api dan peluru untuk kelompok kedua pimpinan Hendro.

Keenam napi tersebut adalah Agung Prasetyo alias Ayas Huda, Khoribul Mujid alias Pak Mujid, Induroh alias Hamam alias Hanif, Jaenudin alias Gee dan Emirat Berlian Nusantara alias Emir, Syaiful Anam alias Mujadid alias Brekele alias Joko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas