TRIBUNNEWS.COM – Drama musikal Rentak Harmoni yang digagas beberapa alumni Pengajar Muda mendapat animo tinggi masyarakat.

Meski diproduksi rekan-rekan relawan, seluruh tiket pementasan drama yang akan dilaksanakan Sabtu (30/1/2016) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, itu telah habis terjual sejak Selasa (19/1/2016).

Menurut Manajer Panggung Rentak Harmoni sekaligus alumni Pengajar Muda, Noveri Maulana, kesukarelaan teman-teman yang terlibat proses produksi bertujuan menularkan semangat kerelawanan pada masyarakat luas.

“Rentak Harmoni merupakan murni inisiatif alumni Pengajar Muda yang ingin berkontribusi bagi pendidikan Indonesia melalui Gerakan Indonesia Mengajar,” tutur Noveri.

Bentuk drama musikal sendiri pertama kali tercetus pada September 2014. Menurut Noveri, pemilihan itu didasarkan pada gagasan dan harapan yang ingin disampaikan beberapa alumni Pengajar Muda.

“Drama musikal menjadi pilihan kami. Harapannya, pesan mengenai kontribusi terhadap perubahan yang terkandung dalam Rentak Harmoni bisa diterima penonton dengan mudah,” ujarnya.

Drama musikal Rentak Harmoni sendiri berkisah tentang sebuah daerah bernama Warita Dikara.

Para penonton yang menyaksikan, akan diajak berpikir tentang sesuatu yang bernilai bagi sesama, yakni bisa belajar dan terus berbagi di mana, kapan, dan dengan siapa saja.

Ditampilkan tim peran, tari, musik dan diorganisir kelompok balik layar yang berpartisipasi secara sukarela, Drama Musikal Rentak Harmoni merupakan pertunjukan yang memiliki nilai-nilai positif yang pantas disebarkan pada masyarakat luas.

Nilai-nilai positif tersebut terwujud dalam pernyataan Agung, salah seorang pemeran warga Warita Dikara.

Ia, yang juga merupakan relawan, menyatakan semangat dan inisiatif tinggi menjadi nakhoda utama sepanjang proses latihan pementasan.

“Semangat positif dan inisiatif tinggi dari teman-teman membius saya. Akhirnya itu menjelma keinginan memberikan yang terbaik di panggung nanti,” tuturnya.

Agung sendiri akan memerankan tokoh Nara dalam drama musikal Rentak Harmoni. Menurut ia, Nara merupakan tokoh yang memiliki karakter kuat. Ia ingin melestarikan budaya asli Warita Dikara.

“Kemudian, sampai pada satu titik, ia harus memilih bagaimana menyikapi perubahan yang terjadi di kampung halamannya,” ujar Agung.

Selama proses latihan pementasan, Agung mengakui berbagai tantangan dihadapi untuk menghasilkan karya terbaik.

“Tantangan terbesar yang saya alami selama persiapan, bagaimana menyesuaikan jadwal dengan teman-teman, karena kami semua punya rutinitas yang sama sekali berbeda sehari-harinya,” tandas Agung.

Pendanaan drama musikal Rentak Harmoni sendiri berasal dari beberapa sponsor. Sementara seluruh profit penjualan tiket akan didonasikan pada Iuran Publik Gerakan Indonesia Mengajar (GIM).

Di samping menyebarkan nilai dan semangat positif, pementasan drama musikal Rentak Harmoni dapat menjadi tanda, kontribusi positif dan kerelawanan masih bisa mendapat tempat di negeri yang terus berkembang seperti Indonesia ini.

Mengenai GIM, itu merupakan gerakan yang mengajak semua pihak ambil bagian menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.

Salah satu kegiatan utama GIM adalah menyeleksi, melatih, dan mengirimkan sarjana-sarjana terbaik berbagai universitas menjadi jendela kemajuan di daerah.

Dengan cara bekerja sebagai guru selama satu tahun, para Pengajar Muda GIM telah menyebarkan virus positif pada anak-anak Indonesia.

Sampai saat ini setidaknya 539 Pengajar Muda telah bertugas di seluruh daerah mulai dari Sabang hingga Merauke.

Di sisi lain, 16.303 relawan telah berkolaborasi dalam berbagai inisiatif program GIM. Hal itu masih ditambah dengan ribuan donatur yang terdiri dari perorangan atau sponsor/mitra. Selain itu lebih dari 80 ribu orang juga telah tercatat mendaftar GIM.

Informasi lebih lengkap soal drama musikal Rentak Harmoni dapat diketahui di www.rentakharmoni.org.