Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masal mulai terjadi di Indonesia.

Dua raksasa elektronik dari Jepang, Toshiba dan Panasonic rencanannya akan menutup sejumlah pabriknya.
Ribuan orang terancam di PHK atas penutupan sejumlah pabrik itu.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016), mengakui, bahwa gelombang PHK itu pasti akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ya pasti ada saja, kita usaha ekonomi tumbuh lebih baik," ujarnya.

Ia menegaskan, bahwa pemerintah masih terus berupaya, agar pertumbuhan ekonomi bisa terdongkrak.
Diharapkan segala kebijakan pemerintah itu, bisa meredam gelombang PHK masal.

"Kita usahakan ekonomi tetap berjalan sehingga PHK itu ya berkurang lah," jelasnya.

Panasonic beroperasi di Indonesia melalui perusahaan Panasonic Gobel Indonesia, yang sebagian sahamnya dimiliki Rahmat Gobel.

Rahmat Gobel merupakan teman dekat Jusuf Kalla yang sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan saat awal pemerintahan Joko Widodo.

Namun demikian Jusuf Kalla mengaku belum tahu betul, mengapa sampai ada pabrik Panasonic yang akan ditutup di Pasuruan, Jawa Timur.

Ia menduga hanya sebagian pabrik Panasonic saja yang ditutup.

"Saya tidak tahu di sebelah mananya, kan produksinya bermacam-macam. Mungkn ada bagian tertentu yang sulit bersaing," ujarnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI), Said Iqbal, menyebut pada April mendatang, dua pabrik yang masing-masing milik Toshiba dan Panasonic, akan ditutup.

Sebanyak sekitar 2.500 orang terancam menganggur.

Toshiba diketahui akan menutup pabrik televisinya di Cikarang, Jawa Barat. Sementara Panasonic akan menutup pabrik lampunya di Pasuruan, Jawa Timur.