Korban Serangan Teroris di Thamrin Masih Sulit Buka Kemasan Permen
Korban bom Thamrin asal Jerman, Frank Feulner (44) kini masih harus menjalani fisio terapi setiap harinya agar dapat menggerakan tangannya seperti sed
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban bom Thamrin asal Jerman, Frank Feulner (44) kini masih harus menjalani fisio terapi setiap harinya agar dapat menggerakan tangannya seperti sedia kala.
Dalam sehari, setidaknya Frank harus menjalani beberapa pemeriksaan di RS Abdi Waluyo.
"Jadi harus cek tangan, mata sama telinganya. Sama luka bakarnya kan juga masih ada ya," ujar Istri Frank, Bivitri Susanti saat bertemu tribunnews di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (11/2/2016)
Bivitri menceritakan bahwa selama hampir satu bulan pascapeledakan Bom di Thamrin, Frank sudah mengalami banyak perubahan yang signifikan.
Frank saat kejadian berada lima meter dari lokasi ledakan bom.
"Sekarang sudah bisa ke rumah sakit sendiri. Tidak lagi perlu diantar. Tapi ya gitu, untuk buka permen saja masih susah, karena tendonnya putus," tutur Bivitri.
Selain itu, pendengaran Frank juga masih terganggu akibat ledakan yang terjadi pada 14 Januari silam.
Hingga saat ini, setidaknya empat dokter menangani Frank bila datang ke Rumah Sakit.
Di luar itu, Bivitri berterimakasih kepada pemerintah yang telah menyediakan fasilitas penyembuhan bagi suaminya.
Serta seluruh biaya ditanggung pemerintah hingga Frank dinyatakan sembuh total pihak dokter.
"Ya ternyata benar apa yang dikatakan oleh bu Menteri saat itu bahwa akan ditanggung, sekarang memang ditanggung," jelas wanita yang juga berprofesi sebagai pengajar di sekolah hukum Jentera Indonesia tersebut.