Politikus PDIP: Menteri Bikin Gaduh Dipecat, Begitu Saja Kok Repot
Presiden Jokowi sudah berulang kali menyampaikan pesan bahkan teguran baik tertutup maupun terbuka soal kegaduhan tersebut.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Tb Hasanuddin melihat kegaduhan yang dilakukan beberapa menteri sebagai pembantu presiden sepertinya sudah kelewat batas .
"Lihat saja khususnya yang dilakukan antara menteri RR (Rizal Ramli) lawan SS (Sudirman Said). Seperti gaduh soal pembangunan listrik , Freeport , dan terakhir soal Masela," kata Hasanuddin melalui pesan singkat, Minggu (6/3/2016).
Hasanuddin menyebutkan Presiden Jokowi sudah berulang kali menyampaikan pesan bahkan teguran baik tertutup maupun terbuka soal kegaduhan tersebut.
Hal itu dilakukan agar setiap perbedaan pendapat dapat diselesaikan dalam sidang kabinet atau dikordinasikan secara tertutup bukan diruang publik .
Wakil Ketua Komisi I DPR itu menilai arahan Presiden Jokowi sudah sangat tepat .
"Tapi menteri menteri ini sepertinya cuek saja. Bahkan lebih gaduh saling serang secara terbuka maupun menggunakan sarana medsos," ungkapnya.
Ia mengingatkan kegaduhan yang berlarut larut dapat menyebabkan dampak negatif. Pertama , muncul kesan bahwa kabinet ini tidak kompak.
"Masing-masing pembantu presiden jalan sendiri-sendiri , tidak sesuai dengan visi dan misi presiden," katanya.
Kedua , kegaduhan tersebut dapat mengurangi kinerja kabinet dan mendegradasi kewibawaan presiden sebagai kepala pemerintahan .
"Mengapa para pembantu presiden yang di tunjuk presiden malah tidak mengikuti arahannya ? Ada apa ? Jangan-jangan keberadaan mereka justru punya agenda untuk mengganggu kelancaran pemerintahan Jokowi," tuturnya.
Ia pun menyarankan menteri tersebut dicopot dari jabatannya apabila sudah diperingatkan Presiden Jokowi tetapi tetap membuat kegaduhan.
"Mereka pun toh bukan menteri menteri yang pernah "die hard" atau berdarah darah mendukung Jokowi saat pilpres kemarin . Kenapa begitu saja kok repot ," katanya.