Mayoritas Partai di Indonesia Belum Modern
Mayoritas partai saat ini, belum bisa disebut sebagai partai modern.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas partai saat ini, belum bisa disebut sebagai partai modern.
Menurut politisi senior Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo partai masih saat ini masih bergantung pada ketokohan seseorang.
Dalam diskusi di Waroeng Solo, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/3/2016), Indra menyebut PDIP masih bergantung dengan Megawati, Demokrat dengan SBY, Gerindra dengan Prabowo, dan Hanura dengan Wiranto.
Kata dia, nasib partai yang belum bisa disebut modern, belum bisa dipastikan pascatokoh-tokoh andalannya lengser.
Partai Golkar menurutnya bisa melewati masa ketokohan itu.
"Golkar dulu partainya pak Harto, tapi kita bisa melewati hal itu," ujarnya.
Suharto atau yang akrab dipanggil Pak Harto selama 32 tahun selalu menjadikan Golkar sebagai partai utama.
Namun saat reformasi pascaSuharto lengser, Golkar masih bisa bertahan sampai sekarang.
Namun demikian, Golkar juga belum bisa disebut partai modern.
Hal tersebut dikarenakan sistem politik transaksional masih diterapkan di dalamnya, termasuk dalam pemilihan pengurus partai, serta anggota DPR, DPRD.
Sehingga orang yang terpilih tidak maksimal.
Ia mengakui sistem transaksional tersebut sempat terjadi di pemilihan ketua umum Golkar, serta penentuan dukungan untuk calon kepala daerah.
Ia khawatir, bila hal tersebut terus berlangsung, negara akan bermasalah.
"Partai itu sumber kepemimpinan nasional, kalau partainya nggak bagus, maka negara akan bermasalah," katanya.