Serap Aspirasi, Legislator Senayan Temui BNNP Aceh
Kita mencoba untuk melakukan terobosan untuk agar peredaran dan penggunaan narkoba di Aceh dari hari ke hari turun.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Komisi III DPR RI asal Dapil Aceh menemui kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh (BNNP) Kombes Polisi Armensyah Thay dalam kegiatan reses masa sidang III 2015-2016.
Pertemuan tersebut untuk menyerap aspirasi mitra kerja dan juga menyampaikan beberapa aspirasi dari masyarakat selama masa reses sidang ini.
"Kita mencoba untuk melakukan terobosan untuk agar peredaran dan penggunaan narkoba di Aceh dari hari ke hari turun. Sebab saat ini kita semua khawatir dengan Peredaran dan penggunaan Narkoba yang sudah sangat membahayakan bagi keberlangsungan masa depan anak-anak muda di Aceh," ujar Nasir Djamil dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (30/3/2016).
Dijelaskan Nasir Djamil dalam pertemuan dengan Kepala BNNP Aceh ini, dirinya memberikan saran agar BNP Aceh dan Pemerintah daerah baik itu provinsi maupun kabupaten kota bekerjasama untuk membentuk kurikulum.
"Saya menyarankan mereka bekerjasama (MoU) untuk merancang satu kurikulum. Biar nanti BNN sehingga sejak dini anak-anak ini sudah tahu bahaya narkoba," ujarnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menambahkan bahwa kurikulum tersebut dibuat untuk kalangan anak yang belajar di Pendidikan anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP, SMA dan Universitas.
"Cobalah disusun, kalau ada daerah lain yang sudah mengeluarkan kurikulum ini bisa di Adopsi sesuai dengan karakter dan budaya di Aceh. Kalau ini sudah bisa diwujudkan kita berharap angka peredaran dan penggunaan Narkoba Di Aceh menurun," tegasnya.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Ustad Endje ini berharap pemerintah pusat untuk serius melakukan perang terhadap peredaran narkoba.
"Jangan cuma bilang Indonesia darurat Narkoba tapi pada kenyataan tidak ada upaya untuk mendukung lembaga terkait untuk bekerja maksimal atau bisa dibilang setengah-setengah. Bayangkan di Aceh saja BNP hanya memiliki dua senjata. Lalu, kita selalu dihadapkan pada anggaran yang terbatas, dengan anggaran terbatas ini mereka dilapangan akan susah untuk bekerja maksimal. saya harap ini diperhatikan pemerintah," ujarnya.
Pendekatan Humanis
Terkait dengan kerusuhan di Lapas Malarebo Bengkulu, Nasir Djamil mengatakan dirinya berhadap ada perubahan mindset yang dilakukan oleh pihak Badan Narkotika Nasional dalam upaya penanganan peredaran narkoba di Lapas.
"Dari serap aspirasi di Lapas Klas II A Banda Aceh saya menyampaikan bahwa harus ada perubahan dari pihak terkait termasuk BNN dalam upaya penanganan peredaran narkoba di Lapas," katanya.
Kata Nasir Djamil, BNN harus melakukan pendekatan yang humanis kepada para warga binaan pada saat melakukan Razia narkoba atau pencarian barang bukti di Lapas.
"Mau Sidak atau Razia bnn di lapas harus dengan pendekatan humanis karena yang para penghuni Lapas ini bukan manusia yang biasa, manusia yang sedang bermasalah. Kedepan bnn dan kemenkumham itu merumuskan pendekatan humanis itu seperti apa. Jangan lagi terjadi seperti di Malebero kemarin," katanya.