TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwira menengah Polairud Polri, AKBP Untung Sangaji menganggap wajar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti marah dengan membatalkan rencana menjadikannya sebagai kapolres menyusul 'curhatan' dirinya ke media massa.

Menurut Untung, langkah Kapolri itu bentuk teguran sekaligus kemarahan orangtua kepada anak.

"Saya ada. Saya baik-baik aja. Saya, namanya ngeluh, yah sebatas keluhan. Kan anak wajar mengeluh," kata Untung melalui telepon, Sabtu (9/4/2016).

"Saya menghomati pimpinan itu pasti. Karena pimpinan adalah orangtua. Kalau pimpinan marah, itu wajar. Kita benar saja bisa ditegur, apalagi salah," sambungnya.

Polisi penembak mati teroris bom Thamrin, AKBP Untung Sangaji kembali menjadi sorotan setelah ia mengeluarkan unek-unek terkait rencananya maju dalam Pilkada Kabupaten Seram Bagian Barat (SSB) dan stagnannya karir di kepolisian.

Curhatan perwira menengah itu membuat Kapolri Jenderal Badrodin Haiti kecewa. Padahal, Badrodin sudah merencanakan untuk menjadikan Untung sebagai kapolres dalam waktu dekat.

Sebelumnya, AKBP Untung Sangaji yang namanya mulai dikenal lantaran menjadi salah seorang yang berhasil menembak teroris bom Thamrin, Jakarta, menyampaikan ke wartawan tentang kekecewaannya terhadap pimpinan Polri lantaran hasil kerjanya selama ini seperti tidak dihargai.

Ia tidak juga mendapatkan promosi jabatn dan kenaikan pangkat pasca-bom Thamrin. Padahal, ia telah tiga tahun menjadi pengajar di Polairud Polri.

Di sisi lain, dengan mengaku mendapatkan permintaan dari elemen masyarakat di kampung halaman, Untung pun telah merencanakan untuk menjadi calon bupati dalam Pilkada Serentak pada 2017 mendatang.

Curhatan Untung tersebut sampai di telinga Kapolri Jenderal Kapolri Badrodin Haiti. Dan Badrodin mengatakan, "Saya sudah rencanakan tadinya dia mau dijadikan Kapolres. Tapi karena begitu ya saya coret," kata Badrodin usai menghadiri HUT ke 70 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tadi siang.

Lantas, Kapolri menyebut Untung Sangaji sebagai anggota yang tidak bersyukur.