Seharusnya Polisi Lindungi Wajib Pajak dari Petugas Pajak Korup
Selama ini masyarakat berpandangan bahwa tidak ada petugas pajak yang benar
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi mengatakan kasus pembunuhan dua petugas juru sita pajak di Nias, Sumatera Utara tidak akan terjadi kalau menteri keuangan dan dirjen pajak dapat membenahi jajarannya.
Selama ini masyarakat berpandangan bahwa tidak ada petugas pajak yang benar, sehingga ketika dua orang petugas juru sita pajak itu menjalankan tugasnya, turut menjadi korban.
“Kalau menteri keuangan dan dirjen pajak dapat mencegah banyak kebocoran yang dilakukan jajarannya dan membenahi jajarannya yang korup, saya rasa kejadian seperti itu tidak akan terjadi. Kejadian ini saya pikir karena masyarakat menyamaratakan semua petugas pajak, sehingga ketika dua petugas yang hanya menjalankan tugas itu pun, menjadi korban,” ujar Uchok di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Masyarakat selama ini, kata Uchok enggan membayar pajak karena melihat sendiri betapa uang pajak yang mereka bayarkan tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Banyaknya kebocoran baik dari sisi penerimaan maupun penggunaan anggaran negara, membuat kewajiban membayar pajak buat masyarakat tidak ubahnya membayar upeti pada preman.
“Kalau masyarakat melihat bahwa apa yang mereka bayarkan kepada negara digunakan sebagaimana mestinya, maka tidak perlu lagi banyak petugas pajak mengejar pajak warga negara karena warga negara akan dengan suka rela melaporkan penghasilannya dan membayarkan pajaknya. Sekarang ini karena melihat petugas pajak yang kehidupannya diatas batas kewajaran, maka seringkali membuat masyarakat membenci petugas pajak,” katanya.
Dia pun mencontohkan kewajiban membayarkan sebagian rezeki yang diajarkan oleh banyak agama seperti zakat dalam Islam, dimana hal itu dibayarkan dengan suka rela.
”Petugas amil zakat tidak pernah dihindari, bahkan dicari-cari orang yang mau membayar zakat. Coba kalau amil zakatnya korup, pasti tidak ada juga umat yang mau membayar zakat,” ujarnya.
Terkait permintaan menteri keuangan yang meminta agar petugas pajak dikawal polisi untuk mencegah terjadinya kejadian serupa, Uchok melihat hal itu terlalu berlebihan.
Menteri keuangan pun terlihat menggampangkan masalah ini dan menyalahkan masyarakat saja kalau bertindak anarkis tanpa mau introspeksi diri.
“Terlalu lebay lah kalau menagih pajak saja minta perlindungan polisi. Ini menggampangkan masalah. Menteri keuangan terlihat tidak mau bekerja membenahi petugas pajaknya dan membenani jajaran dan sistem perpajakan yang tertutup dan membenani dengan pekerjaan tambahan. Padahal petugas pajak itu memiliki gaji yang jauh lebih tinggi diatas gaji rata-rata pegawai negeri sipil termasuk polisi,” katanya.
Sistem penerimaan pajak yang tertutup membuat masyarakat pun selalu mencurigai petugas pajak.
”Selama ini kalau masyarakat membayar pajak, masyarakat tidak tahu uang pajaknya dikemanakan,” ujarnya.
Permintaan perlindungan polisi ini juga terkesan bahwa wajib pajak adalah penjahat nomer satu yang harus diburu dengan aparat keamanan.
”Ini petugas pajak dikawal polisi kan sama saja menganggap wajib pajak seperti teroris yang harus diburu bersama polisi dengan senjata. Saya melihat justru seharusnya wajib pajak atau warga negara yang dikawal polisi kalau didatangi petugas pajak karena banyak perilaku petugas pajak yang melanggar hukum. Masih banyak Gayus-Gayus lain di jajaran pajak. Ini saja benahi dulu,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.