Alasan Imam Supriadi Tantang Ahok Berduel
Imam Supriadi membuat heboh media sosial setelah mengunggah video berisi tantangan berduel untuk Gubernur DKI Jakarta
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Imam Supriadi membuat heboh media sosial setelah mengunggah video berisi tantangan berduel untuk Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Bahkan, ia sempat mengeluarkan hujatan untuk Ahok di video tersebut. Lalu, apa yang mendorongnya melakukan itu?
Imam menceritakan, video berdurasi 5 menit 51 detik yang diunggah di Youtube dibuat di dalam rumahnya, Depok, Jawa Barat pada Kamis (14/4/2016) pagi kemarin.
Ia mengaku membuat video tersebut lantaran kesal dengan sejumlah pernyataan Ahok di media massa yang dinilai menyerang dan merendahkan lembaga BPK, termasuk Ketua BPK Harry Azhar Aziz, terkait profesionalitas, independensi dan keakuratan hasil audit pengadaan lahan RS Sumber Waras serta skandal Panama Papers.
"Ya karena itu. Karena Ahok berulang-ulang serang BPK, Ketua BPK dan lembaga lain juga ikut diserang," kata Imam kepada Tribun.
Menurut Imam, Ahok terkesan bisa seenaknya bicara dengan jabatannya sebagai gubernur saat ini.
Padahal, Ahok juga punya masalah dugaan kasus korupsi sebelum menjadi gubernur.
Belum lagi kasus pengadaan lahan RS Sumber Waras dan reklamasi teluk Jakarta.
"Iya, saya tantang duel fisik di HI. Itu harus informasikan. Tinggal tungguin aja kalau memang dia kasih jawaban terima tantangan, kalau terima nanti informasinya disebarkan ke media. Coba, berani nggak dia?" ujarnya.
"Saya juga pernah tantangin Boy Rafli Amar, Kapolda Banten yang mau balik lagi ke Mabes Polri jadi Kadiv Humas. Saat itu gara-gara dia katakan umat Islam seperti teroris. Saya tantangin satu lawan satu, lepas seragamnya, dia diam saja . Tapi, akhirnya malah kita foto bersama," sambungnya.
Dalam kesempatan ini, Imam menegaskan dirinya berani mengaku sebagai auditor BPK di dalam video tantangan untuk Ahok itu lantaran hingga saat ini pihak BPK belum bisa menunjukkan SK tentang pencabutan dirinya sebagai auditor saat bertugas di BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung pada 2010.
Menurut Imam, penegasan ini sekaligus membantah pernyataan Kepala Biro Humas dan Kerjasama Internasional BPK, R Yudi Ramdan yang menyebut dirinya bukan sebagai auditor BPK.