Pengamat: Golkar Partai Pragmatisme Akut
Pengamat Politik Muhammad Qodari melihat Golkar merupakan salah satu partai pragmatis.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Muhammad Qodari melihat Golkar merupakan salah satu partai pragmatis.
Demikian dikatakan Qodari dalam diskusi 'Babak Baru Partai Politik' di Jenggala Centre, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
"Salah satu partai pragmatisme akut ya Golkar, meskipun masih bisa diperdebatkan, yang punya masalah itu Golkar," kata Qodari.
Qodari mengatakan calon ketua umum Golkar harus tetap realistis.
Untuk itu, kader yang ingin duduk di kursi Golkar 1 tidak hanya memiliki modal sosial tetapi juga finansial.
"Yah jangan bokek-bokek amat," katanya.
Qodari lalu menyoroti calon Ketua Umum Golkar Idrus Marham. Idrus juga menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
"Steering Committee (SC) bilang harus ada kontribusi caketum untuk membiayai transportasi dan akomodasi. Modal finansial (Idrus) saya enggak tahu. Apakah banyak atau sedikit. Mudah-mudahan banyak," kata Qodari.
Qodari menilai Idrus telah memiliki modal sosial. Sebab, Idrus telah aktif di berbagai organisasi.
Apalagi, dalam diskusi tersebut Idrus mengaku telah menulis buku mengenai Golkar.
"Ini untuk SC, kalau bisa syaratnya caketum harus membuat buku. Maka Munaslub selesai. Ketua umum yang memenangkan Munaslub harus menulis buku tebal, mengalahkan Idrus harus bukunya minimal 573 halaman," imbuhnya.
Qodari mengatakan terdapat akademisi yang pintar tetapi saat praktik politik terlihat bodoh.
Begitu juga sebaliknya, hal itu berbeda dengan Idrus Marham yang juga menjabat sebagai Sekjen Golkar.
"Orang sukses berhasil dan berangkat dari bawah. Bapaknya melarat anaknya konglomerat itu luar biasa. Orangtua tidak bisa membaca, anaknya doktor luar biasa, itu Idrus Marham," kata Qodari.