TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Indonesia ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie menceritakan bagaimana terbentuknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dulunya bernama Partai Keadilan pada 1998 silam.

Pada masa krisis 98 dan lengsernya kepemimpinan Soeharto selama 32 tahun menjabat, Habibie yang mendapatkan pelimpahan menjadi presiden Indonesia dulu sempat mendapatkan kabar dari Feisal Tanjung.

Feisal menyampaikan bahwa ada seseorang bernama Nurmahmudi dan pendiri PKS lainnya akan membentuk sebuah partai politik di tengah keguncangan ekonomi dan politik semasa itu.

"Saya dapat kabar dari Feisal bahwa Nurmahmudi akan bikin partai, dia tanya ke saya bagaimana pak? Saya tanya lagi, menurutmu bagaimana? Terus dia bilang ke saya, ya terserah bapak,"paparnya saat acara Milad ke 18 PKS di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (24/4/2016)

"Ya sudah saya bilang waktu itu, kalau memang dia berbakat dan bagus, ya silakan," lanjutnya seraya diberi tepuk tangan oleh para kader PKS.

Habibie berpesan pada saat itu bahwa jangan sampai ada politik uang yang berada di partai yang baru dibentuk itu dan jangan sampai semua orang yang berada di partai menginginkan sebuah kekuasaan.

Pria yang dua bulan lagi akan berumur 80 tahun itu juga menyampaikan bahwa jangan sampai ada keinginan untuk menguasai stabilitas politik dengan cara-cara yang tidak baik, apalagi harus menguasai operator politik dan ingin berkuasa menjadi presiden.

"Dulu anda semua berdemo karena Pak Soeharto menguasai stabilitas politik dan juga media. Sekarang jangan sampai ada kejadian itu terulang lagi," harapnya.

Namun begitu, Habibie yang ditemui usai acara mengatakan bahwa PKS pada saat ini masih berada dalam koridor yang ditentukan sebagaimana yang diinginkan saat pendirian partai.