Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Penembakan Misterius di Magelang Gunakan Airgun

"Motifnya belum tahu, ‎tapi ini termasuk teror karena dilakukan berturut-turut dan ingin menimbulkan suasana menakutkan, mencekam, mencemaskan masyara

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pelaku Penembakan Misterius di Magelang Gunakan Airgun
TRIBUNNEWS.COM/Theresia Felisiani
Brigjen Pol Boy Rafli Amar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan berdasarkan hasil deteksi sementara pelaku penembakan misterius di Magelang, Jawa Tengah menggunakan senjata airgun bukan senjata api.

"Hasil olah TKP sementara itu jenisnya airgun, airgun ‎itu bukan senjata api tapi tetap bisa membuat orang menjadi sakit bahkan pada titik tertentu bisa membuat menjadi luka berat," tutur Boy, Rabu (27/4/2016) di Mabes Polri.

Ditanya soal motif dibalik penembakan, Boy mengaku belum mengetahui dan kini masih dalam penyelidikan.

Pihaknya berharap warga yang mengetahui ciri-ciri pelaku bisa memberikan informasi kepada pihak kepolisian agar kasus bisa segera terungkap.

"Motifnya belum tahu, ‎tapi ini termasuk teror karena dilakukan berturut-turut dan ingin menimbulkan suasana menakutkan, mencekam, mencemaskan masyarakat, tujuannya itu," kata Boy.

Terpisah, Kapolres Magelang Kota, AKBP Edi Purwanto mengatakan kemungkinan jumlah korban penembakan masih akan bertambah karena sebelumnya banyak korban enggan melapor.

Berita Rekomendasi

"Dari 9 sekarang korbannya ada 13, selain jumlah korban bertambah, wilayah penembakan juga meluas, tidak hanya di kawasan Pesinan tapi juga di Jalan Tidar dan Iklas. Kami terus memburu pelaku, secepatnya kami tangkap," ungkap Edi.

Edi mengaku pihaknya menyiapkan personel dan tim khusus untuk melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku.

Ditambah ada pula bantuan dari Polda Jawa Tengah.

Beberapa kesulitan yang dihadapi petugas dalam mengungkap kasus ini yaitu minimnya kamera pengawas (CCTV) di sekitar TKP dan korban terlambat melapor ke polisi, sementara kejadian sudah sejak 6-20 April 2016 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas