Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasdem: Jangan Banyak Curiga, Pembebasan Empat Sandera Lebih Penting

Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor Laiskodat mengimbau semua pihak untuk menghentikan rasa curiga yang berlebihan terkait proses pembebasan sandera.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Nasdem: Jangan Banyak Curiga, Pembebasan Empat Sandera Lebih Penting
Istimewa
Viktor Laiskodat, Anggota Komisi I DPR RI/ Ketua Fraksi Partai NasDem 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor Laiskodat mengimbau semua pihak untuk menghentikan rasa curiga yang berlebihan terkait proses pembebasan sandera dari kelompok Abu Sayyaf.

Menurutnya, pembebasan empat sandera yang tersisa justru lebih penting daripada polemik klaim yang banyak tersaji di media online.

"Kita harus bersatu karena ini sangkutannya dengan kemanusiaan," kata Viktor usai diwawancara di sebuah stasiun televisi, Senin (2/5/2016).

Viktor menegaskan bahwa niat dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembebasan 10 sandera dari tangan Abu Sayyaf murni untuk negara.

Dia menjelaskan sejak sebulan lalu, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah terutama dengan Kementerian Luar Negeri dan tentu saja Presiden.

Oleh karena itu, adanya tudingan bahwa Partai NasDem hanya ingin mengambil nama dari situasi dan kondisi yang terjadi di Filipina Selatan itu tidak benar.

"Banyak yang curiga atas niat baik Kami. Jangan banyak curiga karena niat kami baik, untuk kemanusiaan. Koordinasi pun telah dilakukan. Presiden sungguh telah memberikan arahan yang sangat baik juga," tegasnya.

Berita Rekomendasi

Ia menjelaskan, keberhasilan membebaskan sepuluh sandera tersebut karena diplomasi kultural. Diplomasi tersebut dilakukan oleh Ahmad Baidowi dari Yayasan Sukma Bangsa yang sudah lama memiliki jaringan pesantren di wilayah Mindanao.

Langkah ini ditempuh karena pihak Abu Sayyaf sendiri tidak menghendaki proses pembebasan sandera melalui pendekatan militer.

Baidowi yang pernah mengajar di pesantren-pesantren di wilayah tersebut bisa dengan mudah melakukan negosiasi.

"Medan ke sana itu sangat berat. Diplomasi yang digunakan adalah gaya diplomasi pondok pesantren. Proses pembebasan pun terjadi di hutan dan di sana ada wartawan Desi Fitriani dan Baidowi dari Yayasan Sukma Bangsa sendiri," ungkap Viktor.

Viktor juga menampik bahwa pihaknya mengeluarkan uang sebanyak 5 juta pesso Filipina dalam upaya pembebasan sandera.

Namun demikian politisi dari NTT ini mengakui bahwa ada pihak-pihak yang mencoba memaksa pihaknya untuk mengeluarkan uang tebusan. Anehnya, hal tersebut justru terjadi di Manila, bukan di Zamonga.

Namun demikian, permintaan tersebut tidak dihiraukan oleh Viktor. Dia tetap melanjutkan rencana semula yang langsung didukung oleh Jenderal Benjamin dari tentara Filipina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas