TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim khusus dari Etihad Airways telah mengunjungi sembilan penumpang yang tengah dirawat di rumah sakit akibat turbulensi beberapa waktu lalu.

Tujuannya yaitu untuk memberikan dukungan, bantuan dan perawatan lebih lanjut setelah insiden turbulensi udara yang fatal dan tak terduga pada penerbangan Etihad Airways EY474.

President and Chief Executive Officer Etihad Airways James Hogan menilai awak pesawatnya sudah sangat baik menghadapi kondisi turbulensi.

Walaupun memakan korban luka, namun James bangga pilotnya bisa membawa pesawat mendarat dengan selamat.

“Para pilot dan kru kabin kami perlu dipuji atas ketenangan dan profesionalitas mereka dalam menghadapi insiden yang tak terduga ini," ujar James, Senin (9/5/2016).

Tim perwakilan dari Etihad Airways juga menemui beberapa anggota keluarga dari para penumpang yang terluka.

Etihad Airways pun berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan.

"Ini kepedulian yang mereka tunjukkan kepada para penumpang meski beberapa diantara mereka turut pula mengalami cedera," ungkap James.

James memaparkan dari sembilan penumpang yang dirawat di rumah sakit, hampir seluruhnya akan diperbolehkan untuk pulang pada hari ini.

Etihad Airways bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwajib di Indonesia dalam investigasi mereka.

"Ini merupakan bukti nyata atas tingginya standar pelatihan kru kami dimana efek dari turbulensi dapat diminimalisir. Pada saat itu keselamatan pesawat, penumpang bahkan kru terkompromasikan," kata James.

Sebelumnya diberitakan pada Rabu (3/5/2016) dari laporan Kementerian Perhubungan, Pesawat Etihad Airways EY 474 dengan rute Abu Dhabi-Jakarta mengalami turbulensi.

Pesawat mendarat dengan selamat 45 menit kemudian di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Sembilan orang dalam pesawat yang terluka parah dibawa ke rumah sakit terdekat.