Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaji Ulang Pendidikan Nilai dan Seksualitas di Sekolah

Pemerkosaan dan pembunuhan bisa muncul spontan saat ada kesempatan, namun satu fakta yang pasti moral dan kepribadianlah yang menjadi penentu tindakan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kaji Ulang Pendidikan Nilai dan Seksualitas di Sekolah
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi korban perkosaan 

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kasus pemerkosaan yang berbuntut pembunuhan kini menjadi ancaman serius di Indonesia.

Selain mendesak penegakan hukum yang seadil-adilnya bagi para pelaku, Merapi Cultural Institute (MCI) mendesak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengkaji ulang pendidikan nilai dan seksualitas yang ada di sekolah-sekolah.

“Kasus pemerkosaan yang berakhir dengan pembunuhan ini menjadi indikator belum efektifnya pendidikan nilai dan seksualitas yang ada di sekolah-sekolah di tengah arus globalisasi yang serba cepat," kata peneliti MCI, Teguh Prakoso, Rabu (11/5/2016).

Kehadiran internet yang membuat dunia makin terbuka lebar tidak diimbangi dengan ketahanan (resilience) moral.

"Kita semua yakin para pelaku pernah pernah mengenyam pendidikan formal, ” tegasnya.

Ia memaparkan kasus pemerkosaan yang diakhiri dengan pembunuhan semacam ini bisa saja muncul spontan saat ada kesempatan, namun satu fakta yang pasti moral dan kepribadianlah yang menjadi penentu tindakan.

"Kepribadian itu terbentuk melalui proses panjang, termasuk saat mengenyam pendidikan formal," katanya.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, pelaku pemerkosa jelas tidak memiliki nilai hidup yang baik.

"Jika mereka tahu apa artinya kata 'baik' maka ia tahu perbuatan apa yang baik dan yang tidak baik," tegasnya.

Ia menilai  saatnya Kemendikbud serius melakukan review muatan pendidikan nilai dan seksualitas yang diajarkan di sekolah-sekolah untuk menyelamatkan generasi muda yang vulnerable (rentan) dan impressionable (mudah terpengaruh).

"Pendidikan seksualitas harus diajarkan di sekolah-sekolah dan segera dirancang kurikulumnya karena pendidikan seks bisa jadi bagian dari upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual,” katanya.

Alumnus STF Driyarkara Jakarta menandaskan, selain menyaring nilai-nilai yang menyertai globalisasi, perlu  penanaman nilai-nilai moral pada generasi muda perlu digalakkan.

"Ini  mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan globalisasi yang kini sudah dihadapi, dialami dan akan terus dialami," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas