Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Intimidasi Abu Sayyaf: Video Kepala Sandera Digorok

Penyiksaan fisik dan psikis dialami empat ABK TB Henry selama 25 hari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Intimidasi Abu Sayyaf: Video Kepala Sandera Digorok
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyaksikan keluarga anak buah kapal (ABK) yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf menghadiri upacara serah terima kepada keluarga di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (13/5/2016). Keempat ABK warga Indonesia dibebaskan dari sandera yaitu M Ariyanto Misnan (22/nakhoda), Loren Marinus Petrus Rumawi, Dede Irfan Hilmi (25) dan Samsir (35) diserah terimakan kepada pihak keluarga. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyiksaan fisik dan psikis dialami empat ABK TB Henry selama 25 hari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di hutan sebuah pulau, Filipina.

Selama hampir sebulan itu, mereka hidup berpindah-pindah di dalam hutan dan tidur dengan tangan diikat di satu pohon setiap malam.

Mereka baru dilepas dari pohon saat hendak makan dan minum, salat dan buang air besar atau kecil. Makan pun harus dengan kondisi satu tangan diikat.

"Selama di sana kami diikat pakai tali di satu pohon. Di sekeliling banyak pohon. Jadi, kami berempat diikat di pohon sehingga kami tidak bisa lepas," ujar ABK TB Henry, Samsir, di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Menurutnya, setiap kali berpindah tempat, sekitar 20 pria bersenjata lengkap mengawal keempat sandera. Dan setiap kali beristirahat di tempat pemberhentian, keempat sandera diberi makanan sisa kelompok tersebut.

Yang membuat Samsir merasa terintimidasi, yakni kelompok tersebut beberapa kali menunjukkan video kepala seseorang digorok.

Dan pelaku menyampaikan, keempat sandera akan bernasib sama jika pemerintah Indonesia tidak ada pihak yang mau membayar uang tebusan.

Berita Rekomendasi

"Dari kelompok itu ada yang bisa bahasa Melayu, tapi patah-patah," ujar pria asal Palopo, Sulawesi Selatan itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas