Dibebaskan Abu Sayyaf, Keluarga Rian Akan Gelar Pengajian
Melati Ginting (52) kini berubah sumringah setelah putra tercinta, Moch Arianto Misnan (23) atau Rian sudah dibebaskan Abu Sayyaf.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Melati Ginting (52) kini berubah sumringah setelah putra tercinta, Moch Arianto Misnan (23) atau Rian sudah dibebaskan kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf.
Sebagai ungkapan rasa syukur, Melati memiliki nazar untuk mengajak anaknya bersujud dan berdoa di makam ayahnya di Bekasi.
"Rencananya tanggal 9 Juni nanti kami akan menggelar pengajian untuk doakan alamarhum ayahnya di masjid di dekat rumah. Setelah itu ziarah ke makamnya," ujar Melati.
Selain itu, pihak keluarga pun akan menggelar syukuran setelah Rian kembali ke rumah.
"Adik yang bungsu, Melisa atau Icha itu yang paling sayang, paling kangen dan suka nangis waktu abangnya itu masih disandera di sana. Sebab, Rian itu sudah dianggap pengganti ayahnya setelah meninggal," ujarnya.
Rian yang menjadi kapten kapal adalah satu dari empat ABK TB Henry yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan perbatasan Malaysia-Filipina sejak 15 April 2016.
"Baru saja saya tiba di rumah, saya mendapatkan telepon dari anak saya, Rian itu. Dia bilang, 'Mama, aku sekarang sudah di atas kapal KRI mau ke Surabaya setelah itu ke Jakarta untuk ketemu Menlu. Jadi, malam ini dia sudah di atas kapal," kata Melati kepada Tribun (Warta Kota Network).
"Tadi (kemarin—Red) Rian juga bilang ke saya, 'Mama, saya sehat-sehat aja, saya aman-aman aja, nggak usah khawatir.' Dia nggak cerita apa-apa tentang kejadian dia sewaktu masih disandera," sambungnya.
Rian bersama tiga temannya, setelah tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (13/5) kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan dulu di RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat.
"Fisik dan penunjang sehat dan prima. Status kesehatan jiwa stabil dan optimal," ujar Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto, Kolonel Ckm Bambang Dwi HS, Jumat (13/5/2016).
Para anak buah kapal (ABK) itu diperiksa kesehatan sejak pukul 11.10 WIB. Seperti halnya 10 WNI sandera Abu Sayyaf yang bebas sebelumnya, keempatnya menjalani tes fisik, thorax, jantung, dan kejiwaan hingga pukul 16.20 WIB. Setelah diperiksa mereka akan diserahkan ke keluarganya masing-masing.
"Hasil ini akan kita berikan ke Bapak Rizaldi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), sebagai bahan untuk ke keluarga lagi," kata dia.
Bambang menegaskan, keempat korban penyanderaan itu tidak ada yang mengalami luka lecet sedikitpun di bagian tubuhnya.
"Kepala sampai kaki diperiksa semua, enggak ada lecet, kejiwaan normal semua. Tidak ada trauma secara umum prima," tutupnya. (tribun/coz/rio)
Selengkapnya, Baca di Harian Warta Kota Edisi Sabtu 14 Mei 2016