Indonesia Siap Tingkatkan Kemitraan dengan Korsel
Dalam pertemuan bilateral, Presiden Park menekankan kemitraan antara Republik Indonesia dan Republik Korea.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini, Indonesia-Korea Selatan (Korsel) merayakan 10 tahun kemitraan strategis, sejak ditandatanganinya Joint on Strategic Partnership to promote Friendship and Cooperation in the 21st Century pada 4 Desember 2006.
Kunjungan kenegaraan ke Korsel ini, menurut Presiden Joko Widodo, menunjukkan komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral dengan Korsel.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Korsel, Park Geun-hye, di Istana Kepresidenan Cheong Wa Dae Seoul, Korsel, 16 Mei 2016.
Dalam pertemuan bilateral, Presiden Park menekankan kemitraan antara Republik Indonesia dan Republik Korea.
Presiden Park juga menyampaikan intensi Republik Korea untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur termasuk infrastruktur maritim.
Presiden Jokowi menyebutkan bahwa perdagangan kedua negara dan nilai investasi Korsel di Indonesia cukup tinggi.
Namun, telah terjadi penurunan nilai perdagangan dari 22,47 miliar pada 2014 menjadi 16,7 miliar pada 2015.
"Untuk itu, upaya meningkatkan perdagangan harus terus dilakukan," ujar Presiden berdasarkan keterangan Tim Komunikasi Presiden.
Sementara itu di bidang investasi, terjadi peningkatan nilai investasi Korsel di Indonesia. Pada 2014, nilai investasi Korsel di Indonesia sebesar 1,12 miliar dolar AS dan tahun lalu meningkat menjadi 1,21 miliar dolar AS.
“Dengan tingginya potensi investasi Korea Selatan di bidang industri, maka Indonesia berniat menjadikan Korea Selatan sebagai mitra untuk mengakselerasi industrialisasi di Indonesia," kata Presiden.
Salah satu yang dituju Indonesia adalah Kemitraan di bidang pengembangan kapasitas industri baja. Dengan kemitraan ini, diharapkan ketergantungan Indonesia akan baja impor akan berkurang dan terjadi percepatan dalam pengembangan industrialisasi Indonesia.
Di bidang industri kreatif, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia telah canangkan visi menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce 130 miliar dolar AS dan menghasilkan 1.000 teknopreneur pada tahun 2020.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi berharap dilakukannya kerjasama lebih lanjut untuk bidang capacity building dan technical assistance, technological assistance, dan co-branding dan co-production programme.
Dan Indonesia menyambut baik ditandatanganinya MoU antara kedua negara di bidang ini.