Matahari Hilang di Tanjung Bunga, Flores Timur
Waktu sehari, pagi sampai petang tidak cukup mengeksplor kekayaan alam pantai, mengunjungi tempat religius di Pulau Flores.
TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Waktu sehari, pagi sampai petang tidak cukup mengeksplor kekayaan alam pantai, mengunjungi tempat religius dan menggali kisah-kisah religius dari warga Kota Reinha Rosari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur di Pulau Flores.
Namun, jelajah Daihatsu Terios-7 Wonders Tour de Flores 2016 di Larantuka terpaksa berakhiri Rabu petang (18/5/2016).
Pantai Kawaliwu, Desa Sinar Hading, Kecamatan Lewolema terletak di pesisir utara Pulau Flores, puncak jelajah di Larantuka.
Badan penat seharian akhirnya terobati menyaksikan kebesaran Pencipta langit dan bumi. Jarum jam menunjukkan tepat pukul 17.35 Wita, matahari perlahan-lahan masuk ‘hilang’ ke dalam lautan di Tanjung Bunga, dibatasi Teluk Lewolema.
Menuju ke lokasi pemantuan sunset dapat ditempuh 45 menit dari Kota Larantuka. Jalan aspal mulus di ruas jalan nasional Larantuka-Maumere sekitar 8 Km ke arah timur.
Setibanya di Heras mengambil haluan ke utara sekitar 17 Km. Masih dengan kondisi jalan aspal licin mengilap mungkin disiram saja beberapa bulan silam dikerjakan terasa nyaman dengan tunggangan Daihatsu Terios dalam misi ini.
Meski memang sekitar 1, 5 Km menuju ke lokasi penantian sunset, jalanan lubang dan perut seperti dikocok. Philipus de Rosari, warga Larantuka mengantar tim Daihatsu Terios dalam jelajah Larantuka menuturkan keunikan sunset dari Kawaliwu. Matahari sepertinya masuk di dalam laut dari balik Tanjung Bunga.
“Tamu-tamu dari luar sering dibawa ke sini. Kalau di tempat lain, sunset itu terlihat di balik gunung atau deretan gunung,” kisah Philipus kepada Pos Kupang.Com, Rabu petang (18/5/2016).
Datang ke Pantai Kawaliwu, juga tak semata hanya menanti sunset. Sebelum matahari pergi ke pembaringan, pengunjung masih bisa membersihkan badan dari sumur-sumur air panas yang muncul di pesisir pantai.
Air panas ini diperkirakan sumbernya di Gunung Lera Boleng di Kecamatan Leworok, Kecamatan Titehena. Letusan gunung api, kata Philipus terjadi sekitar 1883. Batu-batuan letusan gunung api ini dapat disaksikan pada sepanjang perjalanan dari Lewolaga sampai Kampung Heras di timur.