Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Oesman Sapta: Kartel Daging Sapi Sangat Biadab

‎Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang menilai tingginya harga daging sapi jelang ramadan hingga saat ini adalah ulah dari para kartel.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sugiyarto
zoom-in Oesman Sapta: Kartel Daging Sapi Sangat Biadab
Dokumen
Oesman Sapta Odang 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang menilai tingginya harga daging sapi jelang ramadan hingga saat ini adalah ulah dari para kartel.

Menurutnya, permainan harga daging sapi oleh para kartel sangat 'biadab' karena tidak memperhatikan nasib rakyat.

‎"Pertanyaan besarnya adalah siapakah para kartel ini? Berada di mana mereka, begitu tenangnya mempermainkan harga," kata Oesman Sapta di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

"Tersiar berita ada lima kartel yang sudah diketahui tapi tidak disebutkan namanya karena dikhawatirkan akan melarikan diri ke luar negeri. Apakah hanya lima ini saja yang diketahui? Tidak. Masih banyak lagi dan sangat rapi," katanya lagi.

Pria yang akrab disapa Oso itu menuturkan, kartel ini sudah masuk kemana-mana bahkan ke lembaga-lembaga yang tidak disangka sekalipun.

Kartel, kata Oso sangat luar biasa kejam dan Presiden Joko Widodo sendiri sudah mencium ini hingga dengan tegas ia meminta agar harga daging sapi ditetapkan sebesar Rp 80 ribu.

BERITA REKOMENDASI

"Permainan harga ini sangat menyakitkan rakyat sampai tembus Rp100 ribu lebih. Di Singapura hanya Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu perkilonya, padahal jaraknya sangat dekat dengan Indonesia. Taruhlah sampai Indonesia harganya menjadi 66 ribu atau 70 ribu masih pantas," ujarnya.

"Jadi jika Presiden meminta harga Rp 80 ribu itu sangat wajar, menterinya yang mengurus hal itu harus cepat merealisasikan permintaan Presiden harus berpihak untuk rakyat, menteri jangan buang badan," ujarnya lagi.

Harga daging, lanjut Oesman Sapta sebenarnya tidak lebih dari 4 dollar USD perkilonya. Harga tersebut ditambahkan biaya masuk, biaya BBM, biaya transportasi dan biaya gudang, harganya bisa 5 dollar USD perkilo atau sekitar Rp 60 ribuan perkilo.

Dikatakannya, permintaan Presiden dengan harga Rp 80 ribu perkilo sangat masuk akal dan tidak membebani rakyat.

"Dengan harga Rp 80 ribu saja sudah sangat untung, tapi dengan harga tembus sampai 120 ribu sampai 130 ribu Rupiah bisa dibayangkan keuntungan yang didapat para kartel-kartel itu. Ini benar-benar biadab, kartel biadab," cetusnya.


Oso pun mengajak elemen masyarakat terutama kalangan pers, agar memberikan informasi kepada masyarakat dengan benar. Rakyat harus tahu yang sebenarnya mengapa harga daging sangat tinggi.

"Ini bukan memprovokasi tapi memberikan kebenaran yang sebenar-benarnya kepada rakyat, biar mereka tahu bahwa pemain hargalah atau kartel yang membuat harga melambung seperti ini."

"Presiden sudah berupaya meminta agar harga daging rendah, untuk itu sekali lagi menteri yang berkompeten harus mengimplementasikan ini secara benar, semua untuk rakyat pada akhirnya," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas