TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat masalah Politik dan Keamanan, Kusnanto Anggoro, mengatakan terdapat dua pola baru yang terlihat dalam persaingan calon Kapolri.

Pola pertama, terlihat dari hubungan antara calon dengan Presiden Joko Widodo dan pola berikutnya adalah sisa waktu jabatan calon yang yang sudah memasuki masa pensiun.

"Anggota polisi itu maksimal 55,5 tahun usianya untuk pensiun yang sudah lebih dari itu, sudah tereliminasi. Tapi bagaimana kedekatan dia dengan presiden, ini jadi pertarungan lain lagi," ujar Kusnanto saat ditemui di Kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Dia menjelaskan seperti halnya Komjen Budi Gunawan (BG) yang sudah berusia 57 tahun yang secara hitungan peraturan sudah tidak dapat lagi menjadi Kapolri.

Namun, menurut Kusnanto, bukan berarti BG tertutup peluang ketika berbicara tentang politik vertikal antara dirinya dengan Presiden Joko Widodo.

"Saya percaya, presiden tidak akan pakai hitung-hitungan kalkulator saja. Pasti ada perhitungan lain yang dipakai untuk Kapolri mendatang," tambahnya.

Diketahui bahwa Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri (Wanjakti) telah menyerahkan nama-nama kepada Presiden Joko Widodo.

Namun, tidak ada informasi siapa saja nama yang tertera dari Wanjakti kepada Presiden.

Sementara beberapa nama yang saat ini merupakan Jenderal Bintang Tiga yakni Komjen Dwi Priyanto, Komjen Budi Gunawan, Komjen Budi Waseso, Komjen Putut Eko Bayuseno, Komjen Syafruddin, Komjen Suhardi Alius, Komjen Tito Karnavian, Komjen Anang Iskandar dan Komjen Noer Ali.