TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo menyebut saat ini ada kecenderungan kuasa hukum yang bertindak seolah-seolah sebagai reinkarnasi kliennya.

Bahkan, pengacara tidak sungkan meminta kliennya agar tetap diam selama pemeriksaan, mengajukan praperadilan, mangkir dari proses pemeriksaan, hingga melarikan diri.

"Tugas mereka harusnya menjaga hak hukum klien terpenuhi atau tidak, dilanggar atau tidak. Tidak berarti harus menyuruh tersangka lari, tidak menjawablah, atau apapun yang justru memersulit proses penanganan perkaranya," kata Jaksa Agung dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/6/2016).

Pernyataan semacam ini bukan kali pertama dilontarkan Prasetyo.

Dia pernah pula mengingatkan tim kuasa hukum La Nyalla Mattalitti yang menamakan diri Tim Advokasi Kadin Jawa Timur agar tidak membentuk opini masyarakat.

Setelah La Nyalla menjalani pemeriksaan, pengacaranya memang kerap melontarkan pernyataan yang menyudutkan Kejaksaan Agung.

Semisal Aristo Pangaribuan yang menyatakan Kejaksaan menggunakan hukum sebagai alat kekuasaan untuk menjerat La Nyalla.

"Ketika hukum dipakai sebagai alat kekuasaan maka siapapun tidak akan bisa melawan. Hanya ketika putusan pengadilan kemudian juga tidak diindahkan, siapa yg mau melawan? Siapapun tidak mau entering and losing battle," kata Aristo di Kejaksaan Agung, Rabu (1/6/2016) silam.