Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Daging Sapi Masih Tinggi, Tim Pangan Bareskrim Agar Intensif Gelar Razia

Hal tersebut dinilai akan semakin membebani masyarakat yang merayakan lebaran.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Harga Daging Sapi Masih Tinggi, Tim Pangan Bareskrim Agar Intensif Gelar Razia
Adiatmaputra Fajar Pratama/Tribunnews.com
Anggota DPR Komisi IV Viva Yoga Mauladi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi meminta Tim Pangan Bareskrim Mabes Polri melakukan razia harga-harga kebutuhan pokok diseluruh wilayah Indonesia.

Sebab, harga kebutuhan pokok khususnya daging sapi masih mengalami kenaikan hingga Rp120ribu per kilogram.

Hal tersebut dinilai akan semakin membebani masyarakat yang merayakan lebaran. 

Viva mengingatkan  Tim Pangan Bareskrim Mabes Polri, yang dibentuk sesuai Undang-undang (UU) No 18 tahun 2012 tentang Pangan pasal 43.

Disebutkan jika ada orang/ kelompok yang dengan sengaja melakukan penimbunan barang pangan dengan harapan jika terjadi kenaikan harga akan dilepas ke pasar untuk mencari keuntungan, maka itu merupakan melakukan  tindak pidana dengan sanksi dihukum 7 tahun dan denda 100 miliar.

"Jika ada pengusaha yang melakukan kartel, ya ditangkap. Jangan sampai pemerintah cenderung menyalahkan dunia usaha dan dengan gampang melontarkan ada kartel/mafia daging. Ini kondisi yang tidak baik bagi dunia usaha. Caranya harus melakukan razia secara besar-besaran mulai dari pusah hingga seluruh wilayah Indonesia," kata Viva kepada wartawan, Sabtu (18/6/2016).

Politikus PAN itu menegaskan, harga daging sapi harus dikendalikan oleh pemerintah.

Berita Rekomendasi

Kalau harga naik dan tinggi Rp 120 ribu/kg, hal itu membebani masyarakat selaku konsumen.

Tapi, belum tentu peternak dapat untung. Hal itu disebabkan tata niaga daging masih 'high cost'.

"Komisi IV DPR setuju jika pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan operasi dan pemantauan setiap hari persoalan harga pangan, bukan hanya sapi, tetapi juga minyak goreng, beras, bawang merah, cabe rawit dan lainnya," kata Viva Yoga.

Ia mengatakan kedepannya baik  seluruh elemen harus merubah paradigma pembangunan pertanian.

"Jangan seperti sekarang ini. Tanah luas, subur, iklim tropis, masak harus menjadi negara importir ? Sayang disayangkan," ujar Viva.

Bila harga belum juga turun atau ada kenaikan harga, kata Viva, yang harus diselidiki adalah, pertama, stok atau pasokan daging dan besarnya volume konsumen.

"Jika stok daging kurang, maka harga pasti naik. Begitu juga sebaliknya," kata Viva Yoga.

Kedua, lanjutnya, bagaimana jalur distribusi dan tata niaganya, apakah ada kelainan atau gangguan daan yang terakhir yakni, jika stok cukup dan jalur distribusi tidak ada gangguan maka perlu diselidiki apakah ada penimbunan atau potensi kartel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas