Sudah Sepuh, Orangtua Tito Tak Hadir ke Jakarta
Orangtua Komjen Pol Tito Karnavian yang kini tinggal di Palembang tidak diboyong ke Jakarta untuk mendampingi Tito menjalani serangkaian tes untuk me
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua Komjen Pol Tito Karnavian yang kini tinggal di Palembang tidak diboyong ke Jakarta untuk mendampingi Tito menjalani serangkaian tes untuk menjadi Kapolri.
Diakui Tito, pascadirinya diumumkan menjadi calon kapolri hingga kini, orangtuanya tetap berada di Palembang.
Meskipun jauh, Tito meyakini orangtuanya pasti selalu mendoakan Tito.
"Orangtua saya sudah sepuh, ada penyakit di punggung jadi tidak bisa jalan jauh ke sini," ungkap Tito, Rabu (22/6/2016) di kediamannya, Jalan B, Blok B, Nomor 1, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tito menambahkan dalam menerima kunjungan dari rombongan komisi III, Tito hanya didampingi istri, adik kandung, dan kakak kandungnya.
Hingga siang ini, rombongan komisi III belum tampak hadir di kediaman Tito.
Sementara itu, sejumlah pejabat utama Polri terus hadir ke kediaman Tito diantaranya Kadiv Propam Irjen Mohammad Iriawan, Kakorlantas Irjen Agung Budi Maryoto, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Kapolda Metro, Irjen Moechgiyarto dan lainnya.
Untuk diketahui, sosok Irjen Pol Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D, merupakan asli Wong Kito, Palembang.
Ayahanda Tito, H Achmad Saleh (77) mengungkap soal arti nama Tito.
Ternyata nama Tito diambil dari nama presdien Yugoslatvia yang pada masa itu memimpin negara-negara non-blok.
Sedangkan Karnavian diambil dari kata karnaval, karena pada saat itu Saleh sibuk mengurusi karnaval mahasiswa.
Tito sering berkomunikasi dengan ayah dan saudara-saudaranya.
"Tito kalau bertugas selalu izin dan minta doa kepada keluarganya. Seperti di Poso, Papua bahkan saat bertugas menangkap teroris. Tito kalau telpon bilang, Ayah Tito mau tugas, tolong doanya yah," ujar Saleh yang merupakan wartawan senior di Sumsel dan kini aktif sebagai penulis buku religi Baitullah hingga edisi cetakan ke 19.