TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengharapkan kalender hijriah ditetapkan permanen seperti kalender masehi.

Dimana, kalender hijriah didalamnya terdapat hari besar Islam seperti wukuf haji, hari awal Ramadan dan hari 1 Syawal.

"Memang benar untuk penetapan hari-hari penting tersebut perlu kehati-hatian. Akan tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan banyak pakar muslim yang sangat mumpuni dalam bidang astronomi," kata Sodik melalui pesan singkat, Senin (4/7/2017).

Apalagi, kemampuan lembaga astronomi di Indonesia menguat. Maka, umat Islam Indonesia sudah mampu menghitung secara akurat tibanya hari raya Islam beberapa tahun sebelum jathnya hari penting tersebut.

"Disinilah 'sidang itsbat' digelar yakni beberapa tahun sebelumnya untuk menetapkan kalender hijriah yang akan berlaku puluhan tahun. Jadi sidang itsbat tidak digelar tahunan jelang jelang tibanya hari hari penting tersebut," kata Politikus Gerindra.

Sehingga, kata Sodik, pada H-1 hari raya Islam, Menteri Agama hanya mengingatkan dan mengukuhkan kembali tanpa harus melakukan sidang itsbat.

Sodik mengatakan hikmah yang didapat ummat Islam sudah mendapat kepastian jauh lebih awal mengenai hari penting tersebut.

Kemudian menghemat enegi terutama psikologis ketika berbeda pendapat dalam sidang itsbat tiap tahun.

Sodik mengingatkan Islam dan umat Islam sesuai fitrahnya akomodatif bahkan terangsang menjadi terdepan dalam pengembangan iptek termasuk dalam bidang astronomi.

"Mengurangi perbedaan pendapat jelang menghadapi hari hari raya penting. Walau perbedaan pendapat adalah rahmat tapi ketika berbeda pendapat urusan masif dan jelang hari raya penting, hal tersebut dirasakan kurang nyaman dan kurang menguntungkan bagi ummat," kata Sodik.