Bom Solo Bukti Polisi Jadi Sasaran Teroris
Ia meminta polisi mencari rekam jejak pelaku apakah aksi tunggal atau jaringan terorisme.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil melihat polisi menjadi sasaran terorisme.
Hal itu terkait ledakan bom di halaman Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016).
"Kejadian ini menunjukkan bahwa institusi polisi rawan menjadi sasaran pelaku aksi terorisme," kata Nasir ketika dikonfirmasi, Selasa (5/7/2016).
Politikus PKS itu mengutuk kejadian tersebut.
Ia meminta polisi mencari rekam jejak pelaku apakah aksi tunggal atau jaringan terorisme.
Masyarakat, kata Nasir, akan menduga-duga bahwa kejadian ini mungkin terkait dengan penetapan Komjen Pol M Tito Karnavian sebagai Kapolri.
"Yang selama ini dikenal sukses mengatasi dan menindak aksi terorisme melalui Densus 88, atau sengaja membuat teror menjelang perayaan Idul Fitri," ujarnya.
Komisi III DPR, kata Nasir, juga meminta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menetapkan kondisi siaga satu kepada seluruh jajaran Polda dan Polres di seluruh Indonesia.
"Kejadian di Surakarta itu berbarengan dengan kejadian bom bunuh diri di Arab Saudi, apakah ini kebetulan atau ada kaitannya, hanya pihak intelijen yang bisa menjawabnya," katanya.