Aparat Diminta Optimalkan Pengaturan Kendaraan Pemudik saat Arus Balik
Wakil Ketua Komisi X DPR Fikri Faqih berharap penanganan puncak arus balik malam ini, dapat lebih baik daripada saat arus mudik.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Fikri Faqih berharap penanganan puncak arus balik malam ini, dapat lebih baik daripada saat arus mudik.
Sebab, Fikri menilai, arus balik kali ini akan terpecah ke ketiga jalur, yaitu jalur utara (Pejagan), jalur tengah, dan jalur selatan.
Makanya, butuh upaya ekstra, khususnya dari pihak kepolisian, untuk mengatur kepadatan jumlah kendaraan secara lebih optimal.
"Masyarakat pemudik masih trauma akan tragedi di Tol Brebes kemarin. Dampaknya, banyak yang memilih jalur tengah atau selatan untuk kembali pulang. Kepolisian harus antisipasi ini dengan cara menerjunkan aparat secara proporsional," kata Fikri dalam keterangan tertulis, Minggu (10/7/2016).
Ia menilai dengan adanya distribusi aparat tersebut, masyarakat akan mendapatkan informasi yang jelas perihal jumlah kepadatan di masing-masing jalur tersebut.
Jangan sampai, lanjut dia, ada satu jalur yang menanggung beban lebih daripada jalur lainnya.
"Jalur selatan secara kontur tanah dan lebar jalan, sangat sempit untuk menampung arus balik. Di sisi lain, jalur selatan juga digunakan untuk para wisatawan yang baru selesai liburan. Jadi, kepolisian juga perlu mengantisipasi serius kemacetan yang bisa berpindah ke jalur selatan,” kata politikus PKS itu.
Sesuai keterangan dari Kabag Operasional Korlantas Polri Kombespol Benyamin, jumlah volume kendaraan yang melintas hingga Sabtu (9/7/2016), baru tercatat 16 persen yang melewati jalan to Pejagan-Brebes Timur.
“Artinya, jalur selatan, akan menjadi persoalan baru jika masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas. Jika Jalur Utara volume kendaraan yang melintas 60-65 ribu kendaraan per hari di Tol Cipali, maka Jalur Tengah harus dapat menjadi alternatif sehingga dapat mengurai kemacetan,” kata Fikri.
Sejauh ini, jelas Fikri, hambatan utama yang ada di Jalur Tengah hanyalah pada aktivitas warga untuk silaturahim hari raya serta liburan.
Tak pelak, saat malam hari, jalur tengah relatif lebih memadai untuk dipadati oleh pemudik arus balik dari timur.
Diketahui, Polda Jawa Tengah telah melakukan beragam skenario hingga contingency plan (rencana darurat) untuk mengurai kemacetan parah di masing-masing jalur tersebut.
Di Jalur Utara, Polda Jawa Tengah telah membuka enam lajur jalan tol Brebes-Pejagan menjadi satu arah untuk menuju Jakarta, juga skema Contra Flow untuk mengatasi kemacetan.
Sedangkan di Jalur Selatan, Polda Jawa Tengah juga menyiapkan skema Buka-Tutup dan penurunan personel di tiap 100 meter untuk mengantisipasi adanya Pasar Tumpah.