Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Waryono Abdul Ghofur: Teror dan Kekerasan tidak Sesuai dengan Makna Idul Fitri

DR Waryono Abdul Ghofu mengatatakan bahwa kekerasan adalah penyimpangan dan bertentangan dengan Islam.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Waryono Abdul Ghofur: Teror dan Kekerasan tidak Sesuai dengan Makna Idul Fitri
news.merahputih.com
DR Waryono Abdul Ghofur 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, DR Waryono Abdul Ghofu mengatatakan bahwa kekerasan adalah penyimpangan dan bertentangan dengan Islam.

Aksi terorisme diakuinya tidak sesuai dengan hakekat Idul Fitri apalagi jika mereka menggunakan simbol-simbol agama atau mengatasnamakan agama. Kekerasan bertentangan dengan makna Idul Fitri dan Islam itu sendiri.

"Idul Fitri itu kembali ke hakekat penciptaan kita sebagai manusia,” ungkap DR Waryono Abdul Ghofu, Rabu (13/7/2016).

Dia menyinggung bom-bom yang meledak menjelang Idul Fitri seperti di bom bunuh diri di Mapolresta Solo. Kemudian bom bunuh diri di dekat Masjid Nabawi, Madinah, juga bom bunuh diri yang menewaskan ratusan korban di sebuah pusat perbelanjaan di Baghdad, Irak, serta bom bunuh diri di Bandara Attaturk, Istanbul, Turki.

Menurut Waryono, berbagai tindakan teror dan kekerasan, apalagi menimbulkan korban jiwa sangat tidak sesuai dengan makna Idul Fitri.

Menurutnya, dalam perspektif agama, makna Idul Fitri lebih universal lagi.

“Dimulai dengan puasa, kemudian zakat fitrah yang merupakan symbol memberi. Semuanya bermuara pada hakekat manusia itu sendiri, bukan malah merusaknya,” katanya.

Berita Rekomendasi

Dia menambahkan Idul Fitri dalam makna falsafah Jawa, ada 3 L. Pertama adalah Labur yaitu menghias diri, menutup berbagai perilaku buruk. Caranya adalah melakukan banyak kebajikan yang dapat menutup berbagai perilaku buruk.

Kedua adalah Lebur (melebur), yaitu menyatu dalam semesta, bagian dari masyarakat atau bisa dikatakan tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain.

”Karena itu, orang yang melakukan aksi terorisme antara lain dengan bom sebenarnya tidak bisa menyatu dengan semesta, karena dia membunuh sesama manusia,” ujar Waryono.

Makna ketiga adalah Luber, yaitu berbagi. Dalam perspektifnya agama, berbagi menjelang Idul Fitri lebih luas lagi.

“Dimulai dengan puasa, kemudian zakat fitrah yang mengandung simbol bahwa kita harus selalu memberi. Agar kembali pada hakekat manusia itu sendiri,” jelas Waryono Abdul Ghofur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas