Sowan ke Megawati, Menteri Pratikno:Jangan Dihubungkan Dengan Reshuffle Ya
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengakui, 'sowan' ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Selasa (12/7/2016) lalu.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengakui, 'sowan' ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Selasa (12/7/2016) lalu.
Namun, Ia menyangkal pertemuan itu membahas perombakan kabinet alias reshuffle.
"Enggak ada, biasa saja, enggak bahas reshuffle (perombakan). Wah jangan dihubungkan dengan reshuffle ya," ujar Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Menurutnya, pertemuan di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat itu terkait agenda politik.
Pratikno mengaku menemui Presiden kelima RI itu untuk mengucapkan Hari Raya Idul Fitri.
"Ketemu saja, syawalan. Mohon maaf lahir dan batin," ucapnya.
Ia mengaku, 'sowan' seorang diri. Sebab, pada Hari Raya Idul Fitri lalu, Pratikno tidak sempat bertamu Mega. Selasa lalu, menurut dia, adalah hari yang tepat.
Spekulasi
Pratikno menolak kedatangannya tersebut terkait rencana Presiden Joko Widodo merombak jajaran Kabinet Kerja.
Kabar perombakan kabinet menguat usai Presiden Joko Widodo melantik Tito Karnavian selaku Kepala Polri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/7/2016) lalu.
Kemarin Kamis (14/7/2016), Presiden Jokowi memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan.
Menteri yang dipanggil Jokowi sejak pagi ini yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, enteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Kemudian Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Polisi Budi Waseso. Pemanggilan para menteri dan kepala lembaga negara tersebut tidak terjadwal di dalam agenda resmi Istana Kepresidenan.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, Presiden Jokowi mengundang menteri untuk membahas kajian Tim Penilai Akhir. Pramono belum bisa menyampaikan jabatan tingkat Eselon I atau Direktur Jenderal lembaga apa yang tengah dikaji.
"Kebetulan presiden ketua TPA, saya sekretarisnya untuk 20 jabatan di eselon 1 dan beberapa jabatan strategis lainnya. Nanti secara resmi setelah diputuskanlah nanti kita sampaikan," kata Pramono.
Selain itu, Pramono mengatakan memang ada pertemuan Presiden dengan sejumlah redaktur media cetak dan elektronik guna membahas isu-isu di bidang ekonomi.
"Nanti ada pertemuan dengan Polhukam. Karena Presiden memberikan perhatian khusus terhadap persoalan keamanan dengan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu," kata Pramono.
Santai
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi santai menanggapi kabar perombakan kabinet.
Politisi Partai Hanura itu menganalogikan isu reshuffle dengan sopir bajaj. Sebab, saat tengah berjalan, dan berbelok hanya sopir bajaj dan Tuhan saja yang tahu.
"Yang tahu kapan reshuffle hanya presiden dan Tuhan," ucapnya.
Ia menjelaskan, perombakan kabinet menjadi kewenangan Presiden. Ia mengatakan, tidak ada yang tahu kapan perombakan kabinet itu terjadi. "Jadi mesti liat wahyu," ungkapnya bergurau.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) angkat bicara mengenai isu reshuffle kabinet. PPP memiliki satu kader di pemerintahan yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sekjen PPP Arsul Sani menyarankan reshuffle kabinet tidak menciptakan gejolak politik pada partai-partai pendukung pemerintah.
"Kalau menurut saya karena ada aspek untuk kebutuhan politik tadi maka berarti ada kebutuhan menjaga soliditas dukungan terhadap pemerintah, ketika ada masuk baru harusnya jangan ganggu jatah parpol, tapi bukan enggak mungkin menteri parpol tak bisa diganti," kata Arsul di Gedung DPR.
Isu reshuffle kabinet mulai mencuat setelah lebaran dengan masuknya PAN dan Golkar dalam jajaran partai pendukung pemerintah. Ia mengatakan bukan tidak mungkin juga menteri asal parpol diganti.
Tetapi, presiden tetap berkomunikasi dengan partai politik asal menteri tersebut.
"Bilang ke parpol ada jelek, lalu ganti profesional lalu jatah anda diganti tempat lain tetapi jangan ini yang enggak perform," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Arsul menambahkan Presiden sebaiknya juga melihat dari ukuran kinerja menteri saat melakukan reshuffle kabinet. Mengenai pelaksanaan program menteri, Arsul menuturkan hal itu diketahui Presiden dan Kepala Staf Kepresidenan.
"Apakah yang tercapai yang tahu presiden.Kalau basisnya penilaian kinerja berlaku parpol dan non parpol," katanya.
Ketua Umum PPP Romahurmuziy sendiri telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Solo saat Idul Fitri hari kedua. Tetapi, Arsul mengatakan pembicaraan tidak terkait dengan reshuffle kabinet.
"Pak Jokowi belum sampaikan kapan reshuffle itu dilaksanakan. (Ngomong) soal ketupat dan yang lain," ujar Arsul.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay mengatakan, partainya tidak secara khusus membahas isu perombakan atau reshuffle kabinet yang kembali mencuat beberapa hari belakangan. Pasalnya, PAN dalam mendukung pemerintah tidak untuk berharap kursi menteri.
"Ketua Umum kami sudah menjelaskan bahwa PAN sudah all out untuk mendukung pemerintah. Jadi keikutsertaan kita dalam me?ndukung pemerintah itu adalah untuk mengawal kepentingan rakyat luas," kata Saleh.
"Kami kan mengatakan mendukung tanpa syarat. Andaikata pun misalnya diberikan, tentu PAN siap untuk mendukung total dan memberikan kadernya," tambah dia. (tribunnews/kompas.com/ferdinand/nicolas)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.