Aksi Teror Meningkat, Dikhawatirkan Ada yang Ingin Ciptakan Perang Baru
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Danil Anzar Simanjuntak, menyayangkan bila kasus teror yang terjadi belakangan ini.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan intensitas aksi teror terus meningkat di berbagai belahan dunia.
Tidak hanya terjadi di luar negeri, seperti di Nice, Prancis, Kamis (15/7/2016), tapi juga terjadi di dalam negeri, yakni aksi bom bunuh diri di Solo, pada 5 Juli lalu.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, menyayangkan bila kasus teror yang terjadi belakangan ini.
"Yang harus diberikan pemahaman adalah, kita tidak tahu kelompok mana dan siapa yang bermain," katanya kepada wartawan, di kantor PP Muhamadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2016).
Yang pasti, akibat aksi-aksi tersebut ada kelompok yang dipojokkan. Selain itu, terjadi juga potensi benturan antar kelompok. Menurut Danil, hal itu sudah seharusnya dihindari.
"Seolah-olah terkait semuanya. Saya punya kekhawatiran, ada usaha kelompok tertentu, siapapun itu, dia ingin menciptakan perang baru," terangnya.
Di Indonesia hal tersebut bisa diantisipasi. Caranya adalah dengan melakukan pemberantasan terorisme.
Tentunya melalui cara cara yang patut, yakni mengedepankan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Bila cara tersebut gagal diterapkan, yang terjadi adalah munculnya pelaku teror baru.
"Karena selama ini penanganan terorisme di Indonesia justru melahirkan terorisme baru," jelasnya.