Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Reformasi Polri Diharapkan Tidak Tebang Pilih

Ia berharap pemberantasan korupsi di lingkungan Polri dapat berjalan secara jujur

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Reformasi Polri Diharapkan Tidak Tebang Pilih
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) menandatangani surat serah terima jabatan disaksikan pejabat Kapolri sebelumnya Jenderal Pol Badrodin Haiti (tengah) saat serah terima jabatan Kapolri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis (14/7/2016). Sertijab tersebut dilakukan setelah Presiden Joko Widodo melantik Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pada Rabu (13/7/2016) kemarin. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang Widodo Umar, mengapresiasi sikap Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian atas keinginannya mereformasi institusi kepolisian.

Apalagi, Tito juga menyatakan akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pengamat kepolisian Bambang menilai bahwa kerja sama antara Polri dan KPK perlu dilakukan agar pembersihan dapat dilakukan secara menyeluruh.

"Diapresiasi. Kalau memang tujuannya untuk membersihkan ke dalam para koruptor-koruptor di lingkungan polisi yang sebagai pejabat, saya kira perlu kerja sama dengan KPK," ujar Bambang saat dihubungi, Sabtu (16/7/2016).

Ia berharap pemberantasan korupsi di lingkungan Polri dapat berjalan secara jujur, independen, obyektif, terbuka, dan tanpa pandang bulu.

Menurut Bambang, jika hal itu benar-benar dilakukan, maka kinerja Polri pun akan diapresiasi oleh masyarakat.

"Tapi kalau nanti pilih-pilih dan tebang pilih ini nanti mengecewakan dan ini tidak akan memperbaiki organisasi," kata dia.

Berita Rekomendasi

Bambang juga mengimbau agar Tito melakukan pembenahan di tubuh Korps Lalu Lintas Polri, seperti yang diharapkan oleh mantan Ketua KPK, Busyro Muqoddas.

Menurut Bambang, masih banyak penyelewengan administrasi di sana.

"Memang di dalam lingkungan Korlantas, secara hidden, masih ada. Katakanlah melebihkan harga melebihi standar harga yang diberikan, kemudian itu dimasukkan cash yang dianggap sebagai pungutan resmi," kata Bambang.

Sebelumnya, Tito mengatakan, akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk ikut mereformasi institusi kepolisian.

KPK bakal membantu pemberantasan korupsi di lingkungan Polri ataupun penyelesaian kasus korupsi yang ditangani polisi.


Menurut Tito, hal itu dilakukan karena pada dasarnya dia menyadari banyak kasus korupsi yang harus segera dituntaskan.

Terkait pembenahan di tubuh Korlantas Polri, mantan Pimpinan KPK, Busyro Muqoddas, juga berharap Tito mampu menghapus korupsi-korupsi yang terjadi di sana.

Busyro menyebut masih banyak penyelewengan di Korlantas karena sistem manajemen tertutup masih diterapkan hingga saat ini.

Salah satu yang harus diperjelas dalam manajemen Korlantas, misalnya, mengenai uang dari biaya balik nama Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

"Ada biaya balik nama sekian persen dan sebagainya, itu ke mana?" kata Busyro, Jumat.(Fachri Fachrudin)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas