BIN Awasi Pokemon Go
Demam permainan Pokemon Go di smartphone semakin meluas dan digandrungi banyak orang. Bahkan, game tersebut sudah memasuki wilayah Istana Negara
Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA - Demam permainan Pokemon Go di smartphone semakin meluas dan digandrungi banyak orang. Bahkan, game tersebut sudah memasuki wilayah Istana Negara. Game augmented reality (AR) berbasis lokasi ini banyak dipertanyakan keamanannya. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Badan Intelijen Negara (BIN) pun turun tangan melakukan pengawasan.
"Sedang dikaji tim," ujar Kepala BIN, Sutiyoso. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui bahwa di lingkungan Istana Negara terdapat Pokemon. Sejumlah monster Pokemon yang berada di Istana adalah jenis Pinsir dengan combat power 262. Monster Pokemon ini berada tepat di bagian belakang Istana Negara. Selain itu, ada pula monster Pokemon jenis Bulbasaur dengan combat power 13 di tempat parkir mobil belakang Istana. Pada kolom near by di aplikasi Pokémon Go, masih terlihat beberapa Pokemon lain seperti Ratata, Zubat, Tangela dan Krabby. Namun, pokemon-pokemon tersebut memang bukan monster langka dan bisa ditemukan di tempat umum lainnya.
"Kalau di rumah atau di ruangan begini, Pokemon-nya cupu-cupu. Di Monas tuh, Pokemon-nya top," ujar Pramono seraya mengaku, tidak sering bermain Pokemon Go. Ia menyebut hanya penasaran dengan demam Pokemon di Indonesia, dan juga dunia tersebut.
Komisi I DPR tak menutup kemungkinan akan membahas Pokemon Go dalam rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. "Kita lihat perkembangannya beberapa hari ke depan. Bisa saja "Pokemon Go" akan jadi pembahasan dengan Menkominfo. Dampak negatifnya sudah mulai terasa," kata Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya.
Tantowi menilai, permainan itu bisa membahayakan karena lokasi bermainnya di tempat-tempat umum dan terbuka. Hal ini membuat trainer (pemain) terlalu fokus dpada gawainya sehingga abai dengan situasi sekitar. Ia juga menganggap Pokemon Go berpotensi mengancam keamanan sistem informasi karena dimainkan menggunakan Global Positioning System (GPS). "Karena game tersebut belum rilis resmi, pemerintah akan bertindak jika keamanan informasi mulai terancam," kata dia.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Seto Mulyadi menilai Pokemon Go dapat memicu sisi kreatif dan merangsang aktivitas fisik pada anak. "Anak-anak bisa keluar, berada di alam bebas, bertemu teman-teman, jadi gerak motorik dan sosialisasi bisa dirangsang," kata Kak Seto.
Hanya saja, Kak Seto meminta para orang tua memberikan perhatian pada anaknya yang bermain Pokémon Go. "Kalau sudah berlebihan dan tidak kenal waktu, tidak seimbang dengan aktifitas lain. Lupa belajar, ibadah, dan kegiatan keluarga di rumah itu juga bahaya. Jadi mohon ada pengawalan dan kontrol dari orang tua," katanya.
Dia juga meminta agar masyarakat ikut memantau anak-anak yang bermain aplikasi buatan Jepang tersebut. "Ketika sudah keluar rumah mencari di beberapa tempat, mohon agar tempat-tempat ini juga aman. Misalnya di dalam kompleks, bekerjasama dengan masyarakat RT-RW untuk memastikan bahwa kompleks ini aman. Jangan sampai situasi tidak aman, anak bermain justru terpancing menjadi korban kekerasan, kecelakaan, dan sebagainya," kata Seto.
Pengemudi Ojek Online Kecanduan
Pokemon Go ternyata juga digandrungi oleh driver ojek online (GRAB), hal tersebut terbukti saat perusahaan ojek berbasis aplikasi tersebut mengadakan acara 'Grab Pokemon' yang dihadiri pula oleh salah satu driver. Yono (28), salah seorang driver Grab mengaku iseng bermain Pokemon Go disela kesibukannya sebagai pengemudi ojek online.
"Iseng saja, tapi seru banget, bikin kecanduan main ginian apalagi yang nangkep monster pakai PokeBall ini," ujar Yono. Ia mengaku baru memainkan game tersebut selama 2 hari, "Baru main sih, baru 2 hari, levelnya saja baru sampai 9,"katanya.
Yono menambahkan, dirinya belum percaya diri mengikuti pertarungan di Poke Gyms, karena levelnya dirasa masih kurang. "Belum bisa perang nih saya, nanti saja nunggu level 15 saja baru berani, ini levelnya masih payah," jelasnya. Meski game tersebut membuatnya ketagihan, namun ia tidak melupakan tugasnya untuk mengantarkan penumpang sampai di tempat tujuan dengan selamat.
"Wah, kalau keselamatan penumpang itu nomor satu, ya pas nganter penumpang fokus lah, nggak main beginian dulu (Pokemon Go)," tutupnya.
Game Pokemon Go yang sedang booming saat ini membuat kawasan Monas, Jakarta Pusat penuh disambangi Pokemon Hunter. Salah satu Pokemon Hunter, Aryo (13) mengaku dirinya sudah menyambangi Monas sejak pagi demi mendapatkan Pokemon yang bagus. "Dari pagi barengan teman kesini, kita datangnya dari jam 7 lewat buat nyari Pokemon yang bagus," ujar Aryo.
Remaja tersebut mengatakan, bermain Pokemon Go membuatnya lebih banyak berjalan kaki untuk sampai ke PokeStops."Itu nyari pokemonnya, bener-bener nyari, kita harus jalan, harus nyamperin ke PokeStops-nya itu," katanya.(kompas.com/tribunnews.com/valdii arief/fitri wulandari)