Tolak Praktik Perpeloncoan di Sekolah, Menteri Anies: Itu Praktik Kolonial!
"(Perpeloncoan) bukan kami atur, tapi kami larang dan hapuskan, karena itu praktik kolonial, warisan budaya dulu. Jadi kami hapuskan."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan kembali mengingatkan agar tak ada aksi perpeloncoan dilingkungan pendidikan.
Hal itu dikatakan Anies usai meresmikan Bandung Masagi, pola pengenalan lingkungan sekolah dengan pendidikan karakter di SMA Negeri 8 Bandung, Jalan Solontongan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/7/2016).
"(Perpeloncoan) bukan kami atur, tapi kami larang dan hapuskan, karena itu praktik kolonial, warisan budaya dulu. Jadi kami hapuskan," tegas Anies.
Dia mengatakan, cara-cara perpeloncoan yang sudah umum terjadi di lingkungan sekolah akan melahirkan tradisi negatif bagi para pelajar.
"Pengalaman senior ditekan junior dibiasakan sampai masuk kerja. Budayanya sekarang harus diubah. Bangsa kita sudah merdeka. Mari mengajarkan ketagguhan dengan kedamaian," tuturnya.
Selain itu, ia pun mengkritisi praktik pengenalan sekolah yang mengharuskan siswa baru memakai atribut aneh.
"Pakai tali rafia, kaos kaki, baju aneh. Itu mempermalukan saja, apalagi kalau ada sampai ke fisik. ini harus dihilangkan," ujar Anies.
Dengan dikeluarkannya Permendikbud 18 tahun 2016 yang menggantikan masa orientasi siswa (MOS) dengan pengenalan lingkungan sekolah (PLS), Anies berharap kegiatan pereploncoan bisa hilang di lingkungan sekolah.
"Kita mengatur bahwa ditahun ajaran baru ini lingkungan sekolah harus menjadi lingkungan yang menantang dan menyenangkan. Tidak ada lagi praktik perpeloncoan," katanya.
Penulis: Dendi Ramdhani