Ribuan Taruna TNI Diberi Pembekalan tentang Cyber war dan Hybrid War
Laksma TNI Daradjat Hidajat juga menyampaikan dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Bintal TNI Laksma TNI Daradjat Hidajat, memberikan pembekalan Pembinaan Mental (Bintal) kepada 1.020 Taruna-Taruni Wredha Praspa TNI-Polri Tahun 2016, di gedung Lily Rochly Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (24/7/2016).
Dalam kesempatan itu Darajat mengatakan, Prajurit TNI-Polri yang berkualitas harus bermental tangguh untuk siap melaksanakan tugas berakhlak mulia (beriman dan bertaqwa) serta memiliki rasa nasionalisme, militan, rela berkorban, pantang menyerah dan sehat psikhis, sehingga mampu menghadapi tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks.
Menurutnya, ancaman nyata bagi Bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang adalah proxy war, yaitu perang antara dua negara yang tidak saling berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga, sebagai upaya pihak asing dengan menggunakan kekuatan di dalam negeri.
Demikian juga cyber war adalah pencucian otak melalui sosial media dengan melempar isu-isu yang berpotensi menciptakan menurunnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah.
Sementara hybrid war merupakan gabungan antara proxy war dan cyber war, sehingga pihak lawan akan dengan mudah menguasai negara kita.
Laksma TNI Daradjat Hidajat juga menyampaikan dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat merusak pikiran, sikap dan perilaku yang mengakibatkan kemalasan, kebodohan serta kerusakan moral anak bangsa.
Seperti penyalahgunaan Narkoba, agar generasi muda menjadi tidak berkualitas (Lost Generations). Sex bebas dan LGBT yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Munculnya paham komunis dan radikalisme yang ingin mengganti Idiologi Pancasila.
Dan Gafatar yang bertujuan menyebarkan agama baru, tidak sesuai dengan syariat Islam. Hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
"Dampak negatif terhadap kehidupan prajurit TNI dan Polri adalah masih tingginya pelanggaran dan tindakan tidak terpuji, seperti asusila, penggunaan dan pengedaran Narkoba, bunuh diri, disersi, perkelahian antara TNI dan Polri, KDRT dan lain-lain," kata Kapusbintal TNI.
Mengakhiri pembekalannya Kapusbintal TNI menegaskan, agar para Taruna dan Taruni Wredha Praspa TNI-Polri menjadi prajurit TNI dan Polri mengabdi kepada bangsa dan negara adalah pilihan yang sangat dimuliakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Memahami tugas sebagai pemimpin yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, nasionalis, militan serta memiliki kematangan psikologis.
"Tugas pokok TNI dan Polri, mencontoh keteladanan kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan penghayatan agama yang kuat serta memiliki semangat juang yang tinggi, pantang menyerah dalam mengabdi kepada bangsa dan negara," katanya.