PKS Tegaskan Alim Ulama Sebagai Penjaga Umat
Fraksi PKS menempatkan para alim ulama dan ormas-ormas Islam pada posisi yang terhormat
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PKS menggelar acara silaturahmi dengan alim ulama nasional.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menuturkan acara tersebut untuk meminta nasihat dan mendengar masukan dari para alim ulama pimpinan ormas-ormas Islam nasional terhadap masalah-masalah kebangsaan.
"Fraksi PKS menempatkan para alim ulama dan ormas-ormas Islam pada posisi yang terhormat sebagai penjaga umat dan karakter kebangsaan Indonesia," ungkap Jazuli dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7/2016).
Karenanya, lanjut Jazuli, nasihat dan suara mereka harus didengar oleh para pemimpin bangsa dan pengambil kebijakan termasuk FPKS DPR.
"Fraksi PKS akan mempresentasikan rancangan undang-undang yang sedang dan akan dibahas di DPR saat ini dan meminta masukan dari para ulama dan ormas yang hadir," kata Jazuli.
Sejumlah undang-undang yang penting mendapatkan atensi dan masukan alim ulama dan ormas-ormas Islam antara lain: Perppu Kebiri, Revisi UU Terorisme, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Kerukunan Beragama, RUU Antiminuman Beralkohol, termasuk RUU Kewirausahaan Nasional yang merupakan inisiatif FPKS DPR RI.
Fraksi PKS, kata Jazuli, berharap hadirnya sinergitas dengan alim ulama dan ormas Islam dalam mewujudkan kebijakan negara yang bermartabat bagi umat dan seluruh rakyat.
"Tidak ada yang membantah peran dan kontribusi ulama dalam upaya kemerdekaan dan pembentukan negara. Bahkan dasar negara Pancasila dan konstitusi UUD 1945 adalah hasil perumusan dan mufakat diantara tokoh-tokoh ulama dan tokoh-tokoh kebangsaan," kata Anggota Komisi I ini.
Diantara mereka yang bisa disebut memiliki peran dalam upaya pembentukan negara antara lain KH. Wahid Hasyim dan KH Maskoer (NU), Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Kahar Muzakir, KH Mas Mansur (Muhammadiyah), KH Agus Salim, Abikusno Cokrosujoso dan Dr. Soekiman (Syarikat Islam) KH Ahmad Sanusi (al-Ittihad al-Islamiyah), KH Abdul Halim (Perserikatan Umat Islam), AR Baswedan (Partai Arab Indonesia) dan KH. A Fatah Hasan (lulusan Al-Azhar Cairo).
Fraksi PKS, kata Jazuli, melalui silaturahmi ingin mewarisi dan melanjutkan tradisi kebangsaan tersebut.
"Agar peran dan kontribusi ulama tetap terjaga dalam denyut kebangsaan khususnya dalam proses pengambilan kebijakan negara yang strategis dan berdampak luas bagi kepentingan nasional," ujarnya.
Acara yang digelar di Ruang Pleno Fraksi PKS DPR RI Rabu (27/7/2016) dibuka oleh Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.