Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penanganan Kasus Serviks, BPJS Kesehatan Gelontorkan Rp 84,7 Miliar

Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS tidak perlu keluarkan uang

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Penanganan Kasus Serviks,  BPJS Kesehatan Gelontorkan Rp 84,7 Miliar
Net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris mengatakan selama enam bulan pertama 2016, jumlah kasus kanker serviks di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 45.006 kasus dengan total biaya sekitar Rp 33,4 miliar.

Sementara di tingkat rawat inap terdapat 9.381 kasus kanker dengan total biaya sekitar Rp 51,3 miliar.

“Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang," kata Fachmi Idris dalam keterangan pers, Jumat (29/7/2016).

.ikatakannya  kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, oleh karena itu sebaiknya lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan.

Kanker serviks, baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut, di mana proses pengobatan yang harus dilakukan menjadi lebih sulit dan biaya pengobatannya pun menjadi lebih mahal.

Namun dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker serviks sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi. Caranya dengan melakukan deteksi dini dan pemberian vaksinasi.

Untuk mengantisipasi terjadinya kanker serviks, peserta JKN-KIS dapat memeriksakan diri terhadap resiko penyakit kanker leher rahim ini di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau sarana penunjang lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Berita Rekomendasi

Sampai dengan tahun 2016 (Januari - Juni 2016) deteksi dini yang dilakukan BPJS Ke6sehatan dengan metode IVA telah berhasil menjangkau 21.146 peserta, sementara Pap smear berhasil menjangkau 37.256 peserta.

“Namun tantangannya, cukup banyak masyarakat yang enggan atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA atau Papsmear ini sehingga FKTP berperan mengajak peserta JKN-KIS, agar melakukan pemeriksaan ini," katanya.

Untuk membangun  kesadaran ini,  BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin Ibu Iriana Joko Widodo, Kementerian Kesehatan dan BKKBN melaksanakan kegiatan Pencanangan Gerakan Promotif Preventif dengan Pemeriksaan IVA dan Papsmear yang dilaksanakan di Kupang, 29 Juli 2016.

Kegiatan tersebut juga secara serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia tepatnya di 1.558 titik pelayanan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Papsmear, dengan total target peserta sebanyak 27.000 untuk pemeriksaan IVA dan 10.275 untuk pemeriksaan Papsmear.

Kegiatan tersebut juga tercatat dalam Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Penyelenggaraan Program Pemeriksaan IVA dan Papsmear Terbanyak serentak di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas