Haris Dipolisikan, Netizen Ungkit Pernyataan Buwas Soal Keterlibatan Aparat dalam Peredaran Narkoba
Pengguna media sosial kembali mengungkit pernyataan Buwas terkait keterlibatan oknum penegak hukum dalam peredaran narkoba.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar dilaporkan ke polisi oleh tiga institusi, yakni TNI, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Laporan tersebut merupakan buntut dari 'nyanyian' gembong narkoba yang telah dieksekusi mati, Freddy Budiman yang dibeberkan ke Haris Azhar terkait keterlibatan oknum di tiga institusi itu.
Sebelum akhirnya sepakat mempolisikan Koordinator KontraS, Haris Azhar ke Bareskrim ternyata tiga institusi baik Polri, TNI dan BNN menggelar rapat.
"Jadi memang sebelum resmi buat laporan, siang harinya ada pertemuan awal tim hukum dari ketiganya," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Rabu (3/8/2016) di Mabes Polri.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso juga angkat bicara terkait testimoni Freddy Budiman yang dipublikasikan Haris Azhar di dunia maya.
Pria yang karib disapa Buwas itu meminta Haris mempertanggungjawabkan testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang telah dipublikasikan di sosial media.
"Ini ada aturannya semua, ada aturan hukumnya, ini sudah dipublish sudah mejadi konsumsi publik ada pengaruhnya kepada pubik ini harus betul-betul ada pertanggungjawabannya," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Buwas menjelaskan bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan Haris yakni bisa membuktikan pengakuan Freddy yang telah menjalani eksekusi mati beberapa hari lalu.
"Artinya kita berikan laporan sebagai pertanggungjawaban hukum karena ini negara hukum, kedua kita justru segera direspon pak Haris sehingga Pak Haris akan berikan fakta akurat," kata Budi.
Dunia maya turun tangan
Laporan tersebut membuat publik dunia maya, terutama pengguna media sosial turun tangan.
Setelah Haris Azhar dilaporkan tagar #SayaPercayaKontraS jadi trending topic Twitter Indonesia (TTI) pada Rabu 3 Agustus 2016.
Melalui tagar tersebut, netizen menyatakan sikap untuk mendukung upaya KontraS untuk menguak kebenaran dalam dugaan penyimpangan wewenang oknum aparat yang 'memalak' bandar narkoba.
Berikut beberapa suara netizen di Twitter:
Dadang Fidiyanto @dadangfidi: #SayaPercayaKontraS saatnya lembaga pemerintahan berani tumpas habis narkoba,
ICW @sahabatICW: Kebenaran harus ditegakkan, ungkap dan telusuri kalau mau berbenah diri, bukan malah dilaporkan. @KontraS @haris_azhar #SayaPercayaKontraS.
Dayu Maharani @missdayuu: Dan mungkin dialah satu2nya yg punya nyali 'mengusik' lembaga2 besar. #SayaPercayaKontraS.
Ungkit pernyataan Buwas
Tak hanya itu, pengguna media sosial kembali mengungkit pernyataan Buwas selaku Kepala BNN terkait keterlibatan oknum.
Pernyataan itu ada di berita TRIBUNNEWS.com berjudul 'Buwas Akui Sulit Berantas Narkoba karena Oknum Aparat Ikut Bermain' yang dipublikasinya pada Jumat 13 November 2015.
Ketika itu, Budi Waseso atau yang karib disapa Buwas curhat tentang kesulitannya memberantas narkoba saat berkunjung ke markas band Slank di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Buwas menyatakan sulitnya memberantas peredaran narkoba tersebut, karena masyarakat Indonesia apatis terhadap peredaran narkoba di lingkungannya dan adanya oknum aparat yang memanfaatkan bisnis barang haram tersebut.
"Apalagi di kita ini banyak oknumnya juga kan, baik itu TNI, Polri, BNN sendiri ikut main, ya kan, peluang untuk cari duit di situ," tambahnya dalam pernyataan itu.
Berikut video pernyataan Buwas:
Tak pelak, publik membandingkan pernyataan Buwas tersebut dengan curhatan Freddy Budiman yang diposting Haris Azhar dan disebarkan ke ranah publik.
Bukan cuma itu, meme yang memperlihatkan perbedaan 'perlakuan' terhadap Haris Azhar dan Buwas juga beredar di dunia maya, terutama Facebook.