Sitinjak Miliki Beragam Wig, Waspadai Ancaman Freddy Budiman
Mewaspadai ancaman Freddy Budiman, saban keluar dari Pulau Nusakambangan, Liberty Sitinjak mengenakan wig, berputar di Kota Cilacap sebelum ke rumah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Tribunnews.com, Adi Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liberty Sitinjak mengakui mendapat tekanan selama September 2013 sampai September 2014 menjadi Kepala Lapas Batu dari sekian lembaga pemasyarakatan Nusakambangan.
Koordinator seluruh lapas di Nusakambangan itu mengakui mendapat tekanan saat mengisolasi gembong narkoba Freddy Budiman, kini sudah meninggal, dari narapidana lainnya di Lapas Batu.
Usai dimintai keterangan oleh petugas BNN di Kantor BNN, Jakarta Timur, Senin (8/8/2016), Sitinjak menjawab diplomatis disinggung tekanan seperti apa yang ia rasa, sama sekali tak menyerempet tentang Freddy.
"Kalau soal tekanan, Nusakambangan saja tekanan buat saya. Apalagi orang-orang yang ada di dalamnya. Anda tahu di sana, lapas itu dihuni berbagai warga negara toh," kata Sitinjak kepada wartawan kemarin.
Tak lama setelah eksekusi mati terhadap Freddy dan tiga terpidana narkoba lainnya, Seck Osmane asal Senegal, Michael Titus Eighweh asal Nigeria, dan Humphrey Ejike alias Doctor dari Nigeria, Sitinjak bercerita kepada Tribun.
Tak sekali dua Sitinjak memakai wig berbeda bila sedang berada di luar Pulau Nusakambangan untuk pulang ke rumah tinggalnya.
“Tujuannya supaya saya tidak dikenali oleh orang yang mengincar atau akan membunuh saya,” cerita Sitinjak yang saat itu mengaku mempunyai sejumlah wig dengan model beragam kepada Tribun, Jumat (29/7/2016).
Makar Freddy
Setelah membangun sel isolasi hanya dua hari, khusus Freddy dan memasang kamera pengawas tepat di depan sel dan di dalam sel isolasi, Freddy terlibat perang urat syaraf dengan Sitinjak.
Dalam sebuah pertemuan, Freddy mengancam Sitinjak. Cara Freddy menekan tak vulgar, halus tapi mengusik keberanian Sitinjak.
“Bapak (Sitinjak, red), kalau mengisolasi saya seperti ini nanti bisa dibenci orang banyak lho. Apalagi bapak mobilitasnya tinggi, apa bapak tidak takut?” ancam Freddy seperti ditirukan Sitinjak.
Selain mengancam, Freddy berusaha melakukan makar, membangun sekutu dengan narapidana kasus terorisme untuk menciptakan amuk di Lapas Batu. Untung saja Sitinjak mampu mendeteksi dini perlawanan Freddy.
“Itu terungkap setelah saya menemukan ada isi sms seorang napi memakai tulisan Arab. Isi sms tersebut intinya melawan saya dan bahkan pernah mengancam akan membakar lapas,” kata Sitinjak.
“Saya sadar sebagai kepala lapas yang di dalamnya ada Freddy pasti akan mendapatkan tekanan. Makanya saya pasang siasat supaya saya selamat,” ujar Sitinjak yang kini sebagai Kepala Divisi Pemasyarakatan NTT tersebut.
Sitinjak termakan ancaman Freddy tersebut. Ia memutuskan meminta ditemani tiga orang pengawal. Tak jarang Sitinjak harus berkeliling kota Cilacap ketika keluar dari Pulau Nusakambangan untuk menghindari jika ada orang membuntutinya.