Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI: Indonesia Bukan Bangsa yang Mudah Diperas Kelompok Abu Sayyaf

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan Indonesia bangsa berdaulat yang tak mudah diperas oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Y Gustaman
zoom-in Panglima TNI: Indonesia Bukan Bangsa yang Mudah Diperas Kelompok Abu Sayyaf
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
PANGLIMA TNI TINJAU GLADI BERSIH HUT RI KE-71 - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta Kepala Staf Angkatan meninjau pelaksanaan Gladi Bersih Upacara Peringatan HUT RI ke-71 tahun 2016 di halaman Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016). TRIBUNNEWS.COM/PUSPENT TNI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan Indonesia bangsa berdaulat yang tak mudah diperas oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.

"Kalau memang tidak bayar ya tidak bayar, karena kita bukan bangsa kambing yang mudah diperas. Pemerintah Republik Indonesia tetap tidak akan membayar tebusan yang diminta kelompok Abu Sayyaf, dan meminta perusahaan juga sejalan dengan Pemerintah," ujar Gatot di Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Komentar Gatot menanggapi lolosnya dua ABK WNI yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

Gatot menjelaskan dua sandera yaitu Mohammad Sofyan dan Ismail yang berhasil meloloskan diri dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, 

"Informasi tersebut sudah saya cek, Mohammad Sofyan dan Ismail sekarang sudah berada di Sambo, sedang di cek kesehatannya oleh tim medis,” sambung Gatot.

Pemerintah Indonesia dan Filipina berkomitmen membebaskan sandera. Tentara Filipina tengah mengepung sehingga dua ABK ini bisa lolos. Gatot berharap sandera lainnya dapat dilepaskan.

Panglima TNI menegaskan Pemerintah Filipina mempunyai komitmen kuat dan berupaya keras mengakhiri tindakan kriminal yang sering terjadi di perairan Sulu.

Berita Rekomendasi

“Saya tidak pernah menyarankan gencatan senjata, tapi Pemerintah Filipina melalui Presiden Duterte menelpon kepada Presiden Jokowi agar pemerintah Indonesia memberi kesempatan kepada Pemerintah Filipina untuk membebaskan sandera tersebut,” terang dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas