Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bom Medan Tunjukkan 'Pengantin' dari Luar Jawa Bisa Muncul

"Tapi kasus Medan menunjukkan bahwa 'pengantin' dari luar Jawa pun bisa muncul menebar teror bom bunuh diri, meski gagal,"

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Bom Medan Tunjukkan 'Pengantin' dari Luar Jawa Bisa Muncul
Tribunnews.com/ Theresia Felisiani
Neta S Pane 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi upaya bom bunuh diri di Gereja Santo Medan, Sumatera Utara, membuktikan bahwa gerakan terorisme mulai melebar lagi dan kelompok radikal mulai memperluas pengaruhnya.

Dari kasus Medan para teroris sepertinya ingin menunjukkan bahwa gerakan mereka tidak mati.

"Malah bisa merekrut para 'pengantin' dari luar Jawa," kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangannya, Senin (29/8/2016).

IPW mencatat, selama ini sebagian besar pelaku bom bunuh diri atau pengantin berasal dari Jawa Barat (Jabar) atau wilayah Jawa lainnya.

"Tapi kasus Medan menunjukkan bahwa 'pengantin' dari luar Jabar pun bisa muncul menebar teror bom bunuh diri, meski gagal," katanya.

Untuk itu, Polri perlu mengusut tuntas kasus bom Medan.

Polisi harus bisa mengidentifikasi kelompok mana yang sudah berhasil merekrut pengantin dari luar Jawa.

Berita Rekomendasi

Sementara pelaku yang tertangkap perlu dijaga maksimal agar tetap hidup dan terhindar dari serangan orang lain.

"Maupun melakukan aksi bunuh diri di tahanan untuk menutup jaringannya," imbuhnya.

Kata Neta, dari kasus bom Medan patut jadi pertanyaan juga, kenapa serangan  terhadap stabilitas keamanan, sejak dua bulan terakhir atau sejak Tito Karnavian menjadi Kapolri, datang bertubi-tubi.

Mulai dari kerusuhan Tanjung balai, Aceh, Tanah Karo, perusakan Polres Meranti, pembakaran polsek di Jambi dan Papua, serta upaya bom bunuh diri di Medan.

"Apa yang terjadi sesungguhnya? Apakah untuk menjatuhkan citra Polri atau untuk menjatuhkan kredibilitas Tito sebagai Kapolri," katanya.

Sepertinya intelijen Polri perlu bekerja keras untuk mengungkap apa di balik semua kejadian tersebut.

BIN juga perlu maksimal membantu Polri agar jajaran intelijen tidak terus menerus dituding kecolongan.

Selain itu, Polri perlu meningkatkan kewaspadaan dan bersikap tegas dalam menindak serta membersihkan kantong-kantong radikalisme.

"Sehingga gerakan aksi-aksi anarkis dan teror tidak terus menerus menjadikan Polri sebagai bulan bulanan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas